Astronom Tri L Astraatmadja: Perjalanan Antariksa Baru Sebatas Tepi Pantai

Senin, 12 Oktober 2020 | 20:17 WIB
Astronom Tri L Astraatmadja: Perjalanan Antariksa Baru Sebatas Tepi Pantai
Ilustrasi wawancara. Tri L Astraatmadja, astronom Indonesia di Amerika Serikat. [Foto: Dok. Carnegie / Olah gambar: Suara.com]

Ha iya, posisi di Cile itu lebih ideal. Makanya memang kondisi yang ideal itu adalah berada di tempat yang tinggi, di tengah lautan, atau di tepi laut. Hawaii, menjadi tempat yang bagus, lalu Cile.

Nah Cile ini sudah lama menjadi magnet bagi astronom. Orang dari Eropa, mereka kerjasama dengan Pemerintah Cile membangun teleskop. Dari Amerika banyak sekolah, institut dari Eropa, dari Amerika yang membangun teleskop di situ.

Sebagai orang awam, saya ada pertanyaan: hasil penelitian para astronomi seperti Tri ini, sumbangan bagi peradaban umat manusia itu apa ya?

Ha..ha..ha.. ya, ini agak... kalo bicara yang praktis itu seperti bikin baterai ya. Bagi astronomi itu tidak langsung seperti itu. Efek langsungnya itu sukar di-... kadang-kadang sukar dinilai. Pada saat ini mungkin kita baru akan tahu efeknya beberapa abad ke depan.

Yang paling gampang misalnya untuk mencari planet. Kenapa mencari planet? Untuk apa? Yang paling praktis adalah kalo kita mau pindah ke dunia lain, kita sudah tahu kita musti pergi ke mana. Kita tunjuk bintang-bintang ini. Di sini ada planet yang kita bisa huni, di sini tidak.

Tapi kapan kita bisa ke sana, ya, gak tahu. Mungkin baru 500 tahun ke depan. Itu dalam tataran praktis.

Adalah dari data, kita bisa tahu di mana ada planet yang layak huni.

Apa lagi ya... Kita memetakan bintang. Kita tahu pergerakan bintang ini, kita tahu di mana mereka akan berada dalam kurun waktu 500 atau 1.000 tahun lagi. Jadi kita bisa mengembangkan teknologi perjalanan antar bintang. Sangat penting untuk navigasi. Jadi kayak kapal antariksa seperti di film Star Trek. Bagaimana mereka menavigasi. Harus tahu pada satu saat bintang itu ada dimana sebenarnya. Kita bisa menentukan posisi mereka.

Sama seperti kapal-kapal di laut di zaman dahulu. Kenapa astronomi menjadi seperti strategis karena memetakan bintang dari posisi kita di bumi. Membantu kita melakukan navigasi di bumi. Jadi masa depan itu seperti itu. Ada kegunaannya.

Baca Juga: Kepala LAPAN: Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu

Tapi hal yang paling penting bagi astronomi itu sebenarnya lebih kepada untuk mengenal diri kita sendiri. Baik sebagai individu maupun mengenal asal usul kemanusiaan kita. Karena kita adalah mahluk yang ingin tahu.

Kita ingin tahu asal-usul kita bukan hanya siapa nenek moyang kita, siapakah nenek kita, tapi juga ingin tahu kita ini sesungguhnya dari mana. Lalu kita mempelajari planet-planet, mempelajari bumi. Kita ingin tahu asal-usul bumi, bagaimana bumi bisa hadir. Kita mempelajari biologi, kita ingin tahu bagaimana kehidupan ini bisa muncul, dari mana berasal. Teori evolusi.

Sesungguhnya adakah satu... untuk mengetahui darimana kita berasal. Nah lebih lanjut ke belakang, kita juga ingin tahu misalnya, bagaimana planet? Seperti apa untuk bisa menghadirkan kehidupan yang seperti kita.

Universe itu kan maha luas. Sebenarnya pengetahuan kita tentang universe itu sudah seberapa banyak?

Kita sudah tahu kalo kita bicara alam semesta secara keseluruhan, kurang lebih kita sudah tahu apa yang terjadi dalam setengah jam pertama setelah alam semesta kita tercipta. Hanya detil-detil yang belum kita pahami.

Kita kurang lebih sudah tahu komposisi alam semesta. Itu kurang lebih semacam apa, sebagian besar adalah materi yang bisa kita amati dengan gerakan cahaya. Ada materi gelap yang tadi kita bicarakan [dark matter], terus ada komponen lagi namanya energi gelap. Itu komponen yang membuat alam semesta berekspansi tapi bisa dipercepat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI