Saya rasa, rahasia khusus nggak ada. Saya rasa kita semua juga bisa kita harus tekun, pantang menyerah, dan pasti ada jalan. Kita percaya produk kita baik ada USP yang baik, dan kualitas oke, cuma memang butuh ketekunan yang terus menerus.
Di pasar internasional paling banyak di mana?
Kita punya eksistensi di wafer ya, di Taiwan, di China itu cukup oke. Kalau di Amerika baru kita mulai masuk dan jajaki karena pasar di sana cukup besar. Kalau di Vietnam juga cukup oke. Itu beberapa negara yang cukup besar untuk kami.
Satu tantangan untuk snack seperti ini juga soal harga, bagaimana menyesuaikan harga dan ukuran yang biasanya jadi perhatian konsumen?
Saya kira itu satu hal yang tidak bisa terhindarkan ya. Memang kita harus mengecilkan kita punya ukuran, cuma kita makin ke sini bahwa kualitas selalu nomor satu, tidak terpengaruh apapun, secara ukuran mungkin lebih kecil tapi rasa yang kita tetapkan akan kita pertahankan, jadi supaya orang tidak kecewa lah ya. Namanya kalau lagi invasi lagi gencar susut apa boleh buat.
30 tahun tentu bukan hal yang mudah, bisa diceritakan kah jatuh bangun mengembangkan Tays Bakers?
Di produk ini memang kalau kita lihat kita sudah melalui cukup banyak fase fase. Cerita singkatnya kalau dari segi produk kita menganut produk me too, jadi barang yang laku apa kita kerjakan kita buat yang mirip mirip dan kita jatuh bangun melakukan distribusi, dari tadi grosir besar akhirnya pakai distribusi. Itu proses sih.
Memang butuh proses panjang, tapi perjalanan ini memang harus kita lalui. Kalau kita bicara datang dan distribusi secara massal dan produk unggulan, saya pikir itu sedikit sulit. Saya rasa ini proses yang harus dilalui semua orang, dan kita cukup bersyukur lah, dan kita bisa ada di tempat kita saat ini.
Tays Bakers justru ekspor di tahun 2008 yang pada saat itu dunia sedang krisis, apa yang memicu Tays Bakers keluar ke sana?
Baca Juga: Erwin Aksa: Problem Mendasar Kita Saat Ini adalah Pendidikan, Berikutnya Ekonomi
Sebenarnya pada saat itu, krisis itu selalu berpengaruh ke pertukaran nilai uang ya, jadi kita lihat dan sebenarnya kita lihat ada orang yang mulai menanyakan apakah bisa diekspor atau engga itu sudah ada, cuma selama itu kita tidak pernah aktif mencari. Pada saat itu krisis datang dengan volatilitas ini kita coba cari pasar ekspor.
Pasar ekspor ini bisa bantu kita dari sisi mana. Pasar ekspor ini kan bisa membawa US Dollar masuk, dan beberapa barang kita masih relevan dengan nilai tukar kurs. Jadi dengan adanya pasar ekspor ini akan menstabilkan eksposur kita terhadap nilai tukar saat itu. Itu salah satu alasan yang kenapa kita coba kejar saja. Supaya kita tidak terdampak dengan dollar yang bisa sangat tinggi pada saat itu. Itu sih kenapa kita cari pasar ekspor.
Pemerintah juga memperingatkan untuk memasuki 2023 akan resesi, Tays Bakers melihatnya seperti apa dan bagaimana agar bisa melewati ini?
Kita sudah melalui beberapa kali (krisis). Untuk bisnis ini kita mungkin tidak mengatakan krisis ya, ini perlambatan. Tapi dengan ukuran kita, kita percaya akan tumbuh. Karena kita percaya produk kita cukup unik, market kita juga masih kecil dan saya rasa akan menjadi tahun yang bagus buat kita sih. Maksud saya, bisnis ini kan makanan ya, semua orang bakal konsumsi jadi ya mungkin tenaga yang dikeluarkan akan doble effort. Tapi dalam hal pertumbuhan kita masih tetap ada.
Selama 30 tahun berbisnis, Pak Alex sendiri punya filosofi khusus dalam berbisnis kah?
Saya rasa kata ini gak ada. tapi buat saya sendiri never give up. Sebab seperti tadi saya bilang bahwa jatuh bangun itu banyak sekali , tapi jangan sampai putus asa. Selama kita tekuni, pasti ada jalan keluar dan pasti sukses ada di depan.