Sesama Anak Presiden, Inayah Wahid Punya Satu Pesan Penting untuk Mas Gibran

Jum'at, 20 Oktober 2023 | 06:55 WIB
Sesama Anak Presiden, Inayah Wahid Punya Satu Pesan Penting untuk Mas Gibran
Putri Gus Dur, Inayah Wahid. [Suara.com/Adit Rianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Putri Gus Dur, Inaya Wahid. (Suara.com/Adit Rianto)
Putri Gus Dur, Inaya Wahid. (Suara.com/Adit Rianto)

Nah, itu masih satu keluarga, ya, kak Inayah?

Enggak, bukan keluarga saya dan aku gak bisa jawab, bukan keluarga saya soalnya, aku gak berani jawab hehehe.

Tapi sepanjang Kak Inayah memperhatikan gitu sepanjang sejarah, ada gak sih yang seekstrim itu?

Ya, ada banyak maksudnya gini, eh ya mungkin kan di Indonesia, tapi ya ada aja gitu di. aku gak tau mungkin pas zaman, eh, apa namanya zaman Pak Soekarno ada kali aku gak tahu karena aku gak ngalamin ya gitu, aku mau bilang ke zaman Soeharto ada, tapi aku mau sok-sok nutupin kalau aku kayaknya belum, belum dewasa di zaman itu. Enggak tau aku masih kecil, mungkin bisa aja.

Tapi waktu zaman bapak jadi presiden ke kakak-kakaknya Kak Inayah kaya gitu juga gak?

Aku mau cerita sesuatu, ya, beberapa minggu yang tapi ini serius, gak bercanda. Beberapa hari yang eh kok, beberapa hari, beberapa minggu yang lalu, jadi ini, jauh dari sebelum terjadi apa kasus MK semalam segala macam.

Jadi gini eh beberapa bulan yang lalu eh bulan lalu kayaknya om ku aku lagi di rumah om ku di rumah paman ku. Paman ku dokter bukan hakim by the way, eh paman ku ngomong gini ya.

Eh dia kebetulan habis nonton aku di salah satu acara di stasiun TV lah ya gitu, terus dia bilang gini, ya. 'Tapi tahu gak satu hal yang aku syukurin itu apa', apa om? 'Bahwa bapakmu tuh jadi presiden gak lama-lama' Kok, kok kesannya kedengarannya gak enak ya om ya gitu maksudnya apa om (bilang) gitu.

Terus dia bilang 'ya, soalnya kita gak tahu kita akan berubah kayak apa ya. Kalau lama-lama, ya, kekuasaan itu bisa mengubah kita kapan aja itu, seperti apa yang kita gak tahu bentuknya ya', dia bilang gitu ya.

Baca Juga: Bawa Ratusan Trash Bag, Pasukan Relawan Ganjar-Mahfud Gelar Operasi Semut di Depan Kantor KPU

Semakin lama kekuasaan itu kita nikmati ya, perubahan itu akan semakin apa yah, akan semakin mudah kita berubah, dia bilang. Jadi aku bersyukur banget. Tapi karena itu beberapa bulan yang lalu aku cuma manggut-manggut, mungkin kalau hari ini ngomongnya aku akan bilang, aku juga bersyukur om ku dokter, bukan hakim.

Gitu aja sih ya. Tapi maksudku, ya, mungkin itu yang dialami gitu, jadi kita gak tahu lah ada banyak hal yang bisa ya. Bawa kita ke sana, ke mari gitu

Kak Inayah juga apakah menyadari ada perubahan itu kan kalau buat saya sendiri kan eh, merasakan juga ada perubahan di mana orang lama-lama diberi kekuasaan tentu aja...

Nah om ku itu cerita dia ngomong kayak gitu karena pada saat itu, ini posisinya om ku loh ya, jadi ini bukan maksudnya gini ini bukan anak-anaknya bapak, itu dia cerita sepupuku saat itu yang belum lulus kuliah itu tiba-tiba ditawarin, pada saat bapak aku jadi presiden itu, ditawarin untuk jadi dirut apa gitu.

Kuliah saja belum selesai gitu, terus empuk ya bingung, bingung kok kayak gitu kok bypass-nya gampang banget ya ada proses-proses panjang yang terus tiba-tiba bisa di-bypass juga. Nah, maksudku godaan itu emang banyak, banget ya. itu saja bukan anak-anaknya bapakku, yah, gitu ya maksudnya yang eh orang tahu betul, oh, ini yang nanya si presiden gitu jadi bisa dibayangkan.

Kalau misalkan yang keluarga sekarang kita sebut aja lah ya kalo Pak Jokowi itu ketika ditanya soal arah politik anaknya atau tindakan politik anaknya, dia selalu bilang saya gak, saya udah gak pernah ketemu, kita gak pernah serumah, kita gak pernah ngobrol soal politik. Kalau misalnya Kak Inayah dengan bapak pada saat itu sering gak kayak lagi duduk santai terus kemudian diajak ngobrol kondisi politik Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI