Kan banyak yang belum tahu kalau orang Indonesia di tim kepelatihan Como bukan hanya Kurniawan Dwi Yulianto, tapi, ada Anda juga. Bisa diceritakan bagaimana pada akhirnya ke Como?
Cerita singkatnya saya mengikuti seleksi, jadi Como membuka peluang.
Saya mendaftar setelah itu dipilih Dennise Wise (Presiden Como), proses administrasi sebagainya, saya sampai di Como, saya diminta belajar dibanding bekerja kala itu.
Tetapi tidak apa-apa karena itu prosesnya.
Jadi selama beberapa bulan banyak hal yang saya pelajari, ya ada banyak yang didapat di sini.
Kabarnya, coach tidak memiliki background seorang pesepakbola?
Kalau pemain tidak.
Saya cuma ikutan fun-football, ya saya kira banyak juga yang tidak memiliki latar belakang tetapi mampu masuk ke bidang apapun jadi seperti itu.
Tantangan Terberat Selama Berada di Como?
Baca Juga: Hasil Fiorentina vs Napoli: Partenopei Ditahan Imbang 2-2
Tantangan paling berat itu bahasa kalau buat saya.
Tetapi tidak hanya cuma bahasa yang masuk linguistik ya, tetapi ada emosi yang tak bisa saya sampaikan dengan maksimal.
Contohnya saat kita mengobrol dengan orang Sunda langsung memiliki perbedaan saat kita bicara sama orang Jawa walau sama-sama orang Indonesia.
Tetapi itu bukan kendala besar, sejauh ini dan saya merasa di Italia sudah adaptasi dengan baik sejauh ini.
Bisa berada dalam satu tim bersama orang-orang hebat seperti Cesc Fabregas (Asisten pelatih), Thierry Henry (salah satu pemilik saham) bagaimana bisa bekerja bareng mereka?
Seperti mimpi yang menjadi kenyataan buat saya karena saya melihat Fabregas itu dari SMP terus tiba-tiba setiap hari di depan saya sekian meter, sehingga banyak yang saya pelajari.