Wawancara Giri Suprapdiono: Disingkirkan Lewat TWK, Kini Kembali 'Tarung' untuk Kembalikan Marwah KPK

Sabtu, 20 Juli 2024 | 16:23 WIB
Wawancara Giri Suprapdiono: Disingkirkan Lewat TWK, Kini Kembali 'Tarung' untuk Kembalikan Marwah KPK
Giri Suprapdiono. (Suara.com/Yasir)

Apa saja yang ingin dilakukan dalam perbaikan KPK?

Pertama, mengembalikan kepercayaan publik kepada KPK. Mengembalikan pimpinan dan integritas pegawai kembali ke titik tertinggi, melalui penataan ulang atau overhaul kelembagaan dan sumber daya manusia.

Kedua, melakukan komunikasi dan konsolidasi strategis dengan pemerintahan baru untuk memperkuat politik hukum antikorupsi dan program prioritas nasional seperti membangun sistem politik rasional dan berintergritas.

Kemudian, perbaikan mendasar sistem pencegahan korupsi Indonesia dengan mengacu pada fakta dan fenomena penyebab memburuknya Indeks Persepsi Korupsi, dan hasil survei kepercayaan publik kepada KPK.

Lalu, memperkuat Dewan Pengawas (Dewas) di aspek regulasi dan kelembagaan agar menegakkan prinsip zero tolerance, menjaga integritas KPK dan menjaga HAM.

Kelima, mengembalikan budaya organisasi KPK dengan nilai-nilai antikorupsi, mengganti pola budaya kuno dan konservatif ASN agar menjadi organisasi ASN modern dan agile.

Berikutnya, mengembalikan KPK sebagai center of excellent pemberantas korupsi di level internasional.

Terakhir, melakukan pendekatan baru dalam pemberantasan korupsi yaitu membangun jalan kebudayaan antikorupsi yang mendalam, mengakar, mempunyai nilai seni, menghargai kearifan, dan penuh keadaban.

KPK santer disebut melakukan proses hukum berkaitan dengan agenda politik, Anda akan lakukan apa untuk memastikan proses hukum di KPK sesuai dengan prosedur?

Baca Juga: Lima Personel Adhyaksa Ini Ikut Seleksi Capim KPK, Harli Siregar: Kami Diperintah Jaksa Agung

Kalau itu benar, itu adalah bencana. Penegak hukum harus imparsial dan tidak digunakan sebagai alat politik. KPK sebagai penegak hukum harus profesional dan tegak lurus dengan mandat Undang Undang KPK dan Tipikor.

Bagaimana dengan pesaing lainnya, seperti Nurul Ghufron dan Pahala Nainggolan dari internal KPK dan Sudirman Said dari eksternal KPK?

Persaingan itu biasa dan bagus untuk memilih yang terbaik. Namun, buruknya reputasi KPK di periode kepemimpinan saat ini mestinya menjadi intropeksi semua pihak, terutama yang menjabat di KPK saat ini. Ada yang salah dengan cara memberantas korupsi KPK saat ini.

Saya justru semakin semangat apabila tokoh-tokoh antikorupsi dan orang-orang baik, yang dulunya membangun pondasi pemberantasan korupsi mau turun gunung menyelamatkan KPK. Kita belum tahu nama-nama yang daftar capim KPK. Semoga semakin banyak orang baik bergabung menyelamatkan KPK.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI