Demi Anak Cucu, Pemerintah Batasi Produksi Batubara

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 02 Oktober 2014 | 14:25 WIB
Demi Anak Cucu, Pemerintah Batasi Produksi Batubara
Ilustrasi Batubara. [freedigitalphoto/EA]

Suara.com - Pemerintah akan membatasi produksi batubara dalam beberapa tahun ke depan antara 425 juta hingga maksimal 450 juta ton per tahun.

Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga keberlangsungan manfaat batubara bagi rakyat Indonesia dalam jangka panjang.

"Pengendalian produksi ini penting. Istilahnya di-'eman-eman' atau konservasi untuk anak dan cucu nanti," katanya.

Menurut dia, apabila produksi dikendalikan di kisaran 425 juta-450 juta ton, maka diperkirakan cadangan batubara baru habis di atas 100 tahun ke depan. Namun, lanjutnya, pemerintah tidak berencana menghentikan ekspor batubara.

"Kami hanya mengurangi ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang naik, sementara di sisi lain produksi tetap," katanya.

Ia juga mengataka,n pengendalian produksi sudah sesuai draf Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang mengamanatkan pengurangan ekspor batubara dan memperbanyak penggunaannya di dalam negeri.

"Pemerintah akan memprioritaskan penggunaan batubara di dalam negeri, kalau ada sisa baru diekspor. Kedua, kalau ada 'emergency', maka kebutuhan pertama adalah untuk dalam negeri," katanya.

Sukhyar juga menambahkan manfaat pengendalian produksi batubara lainnya adalah menjaga harga tidak menurun akibat produksi melimpah.

"Kalau harga rendah, rugi kita. Jadi, buat apa kita genjot produksi sekarang, tapi harga murah," katanya.

Pengendalian produksi, lanjutnya, juga untuk menjaga lingkungan. Pada 2014, pemerintah menargetkan produksi batubara mencapai 390 juta ton. Sementara, pada 2015, ditargetkan sebesar 425 juta ton. Saat ini, harga batubara tengah merosot hingga sekitar 60 dolar Amerika per tahun dari sebelumnya di atas 100 dolar per ton. (Antara)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI