Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah. Pada sesi pembukaan perdagangan, Rabu (8/10/2014), rupiah diperdagangkan di posisi Rp12.205 per dolar Amerika.
Posisi rupiah pada perdagangan pagi ini merupakan yang terendah di sepanjang tahun ini. Kepala Riset Universal Broker, Satrio Utomo mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena neraca perdaganga Agustus kembali defisit.
“Menurut saya pelemahan rupiah ini masih wajar karena memang neraca perdagangan kan defisit lagi. Kami sebagai pelaku pasar sebenarnya berharap rupiah akan bisa menguat lagi setelah Jokowi-JK dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Keduanya diharapkan bisa membuat kebijakan yang memberikan sentiment positif kepada pasar,” kata Satrio kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (8/10/2014).
Satrio mengatakan, pelaku pasar keuangan masih menanti nama-nama calon menteri di Kabinet Jokowi-JK. Apabila nama-nama menteri tersebut sesuai dengan harapan pasar maka rupiah kemungkinan bisa kembali menguat.
Sebelumnya, analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengatakan melemahnya nilai rupiah disebabkan kombinasi sentimen negatif global dan dalam negeri, sehingga mendorong rupiah berada di dalam area negatif.
"Pelemahan rupiah akibat sentimen global wajar seiring dengan pergerakan mayoritas mata uang 'emerging market' akibat data tren ekonomi AS yang positif sehingga ekspektasi pasar terhadap suku bunga AS dapat dinaikkan lebih cepat," ujarnya.