Suara.com - Internet sungguh merubah kehidupan masyarakat modern secara fundamental. Ditambah dengan kehadiran smartphone, internet membuat kita mampu mengakses informasi dari belahan dunia manapun sekarang juga dan dimanapun.
Belakangan, internet menjadi ajang bisnis melalui penjualan secara online. Praktik bisnis yang kini popular dengan sebutan e-commerce ini mengalami kemajuan pesat dalam 5 tahun terakhir. Salah satu pelopor bisnis e-commerce yang pertama kali di Indonesia adalah situs belanja onlien www.blibli.com.
Bicara situs belanja online Blibli.com, tentu tak bisa dilepaskan dari peran Kusumo Martanto yang resmi menjadi Chief Executive Officer (CEO) di PT Global Digital Niaga (GDN), pengelola Blibli.com. PT GDN sendirimerupakan anak usaha PT Global Digital Prima (GDP) Venture dari Grup Djarum.
Blibli.com mulai muncul sejak 25 Juli 2011. Bisa dibilang pada waktu itu, bisnis dengan menjual barang lewat internet belum ada di pikiran banyak orang. Lima tahun yang lalu, bisnis e-commerce belum sepesat saat ini. “Bisa dibilang waktu itu saya, istilah orang Surabaya, saya ini bonek (bondo nekat),” kata Kusumo saat diwawancarai oleh Suara.com, di Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Dengan kerja keras tanpa kenal lelah, Kusumo bisa dibilang sukses mengangkat nama situs belanja online ini. Walaupun ia mengakui bidang ini masih baru baginya, ini tidak membuatnya merasamenjajal industri ini. Ia strategi tersendiri menyiasati kompetisi pasar e-commerce yang sedang bergeliat di Indonesia. “Coba cek sampai sekarang, mana ada situs belanja online yang berani memberikan free ongkos kirim 100 persen kemanapun di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Kusumo.
Walau demikian, Kusumo mengakui langkah awal sungguh tidak mudah. Ketakutan terbesar konsumen maupun calon konsumen adalah resiko penipuan. Maklum saja, dalam transaksi belanja online, pembeli dan penjual tak bertatap muka secara langsung. Selain itu, pembeli juga tak bisa melihat secara langsung barang yang akan dibelinya. “Oleh sebab itu kami disiplin kepada merchant ataupun suplair kami. Jika barang yang dipasok tak sesuai spesifikasi yang ditayangkan, akan kami berikan teguran keras. Jika tak digubris, akan kami putus kerjasamanya. Karena ini akan merusak bisnis belanja online secara umum,” jelas Kusumo.
Perjuangan Kusumo membesarkan Blibli.com tak sia-sia. Dalam 3 tahun terakhir, penjualan yang dicatatkan mampu tumbuh 500 persen setiap tahun. Tahun inipun Blibli.com juga menargetkan penjualan bisa tumbuh 5 kali lipat. “Ini karena memang size belanja online masih sangat kecil dibanding penjualan secara konvensional. Jika bisnis belanja online semaki membesar, persentase pertumbuhan penjualan kami juga akan mengecil,” tukas Kusumo. Sayangnya ia menolak menyebutkan nominal penjualan barang Blibli.com akhir tahun 2015 lalu.
Kusumo sendiri bukan orang baru di bisnis teknologi informasi. Ia memiliki pengalaman yang panjang di perusahaan teknologi dan manufaktur. Semula lelaki asal Semarang ini selama 17 tahun berkarier di luar negeri dengan menempati berbagai posisi, mulai dari tenaga engineer sampai program manager. Ia sendiri menamatkan gelar Strata 1 (S-1) dan Strata 2 (S-2)-nya di Amerika Serikat.
Salah satu alasannya untuk kembali ke tanah air setelah 17 tahun berada di Amerika Serikat adalah karena ia ingin mencoba berkarier profesional di negeri kelahirannya. Pengalamanya sebagai manajer di Intel, menjadi pertimbangan PT Djarum merekrut Kusumo sebagai Business Development & Diversification Manager.
Berkat kinerjanya yang dinilai memuaskan, karier Kusumo semakin naik pasca ditunjuk menjadi CEO di PT. GDN dan COO di PT.GDP Venture pada Maret 2010, yang merupakan anak usaha PT Djarum. Tidak cuma itu, ia juga diminta untuk menjadi Senior Business Development Manager PT Djarum mulai Januari 2011 hingga saat ini.
Kusumo mempunyai mimpi suatu saat Blibli.com bahkan bisa melayani penjualan barang secara online hingga ke mancanegara. Namun dalam waktu dekat ini, pihaknya lebih focus menggarap pasar yang ada di Pulau Jawa. “Kami juga lebih memprioritaskan produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari dalam negeri. Kami merasa itu menjadi kewajiban dari kami agar anak bangsa ini bisa semaki berkibar produknya melalui situs belanja online,” tutup Kusumo.