Indonesia dan Ukraina Jajaki Penguatan Kerjasama Ekonomi

Sabtu, 06 Agustus 2016 | 01:03 WIB
Indonesia dan Ukraina Jajaki Penguatan Kerjasama Ekonomi
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, di Istana Merdeka, Jumat (5/8/2016). (biro Pers Istana)

Suara.com - Indonesia dan Ukraina sepakat untuk menjajaki penguatan kerjasama antara kedua negara. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara kedua Pemerintah. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo usai menerima kunjungan kehormatan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, di Istana Merdeka, Jumat (5/8/2016).

"Kita telah menjajaki beberapa penguatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Akses pasar bagi produk unggulan Indonesia seperti CPO, minyak kelapa dan kertas, perluasan distribusi produk farmasi dan alat kesehatan dari Indonesia ke Ukraina," kata Jokowi dalam pernyataan bersama usai pertemuan.

Penjajakan kemungkinan kerja sama di bidang pembuatan turbin pembangkit listrik dan investasi pengolahan cocoa powder di Indonesia juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Selain itu, Indonesia menyambut baik kesepahaman dengan Ukraina yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk perjanjian kerja sama.

"Kami juga bertukar pikiran mengenai isu-isu strategis di tingkat internasional dan kita menyambut baik penandatanganan empat perjanjian di bidang pertanian, bebas visa, pelatihan diplomatik, dan di bidang pertahanan," ujar dia.

Senada dengan Presiden Jokowi, Poroshenko yang dalam kunjungan tersebut didampingi oleh istri, Maryna Poroshenko, setuju untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia.

"Kita setuju untuk melanjutkan kerja sama kedua negara. Sangat tidak bisa diterima bahwa selama 20 tahun tidak ada kunjungan kerja Presiden Ukraina ke Indonesia. Sekarang kita sudah setuju untuk memperdalam dan memperluas kerja sama," kata Poroshenko.

Empat Kesepakatan Berhasil Dicapai Kedua Negara

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menjelaskan mengenai empat perjanjian yang telah disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Pertama, dalam pertemuan tersebut kedua negara sepakat untuk membebaskan visa bagi para pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Kemudian, yang kedua, Indonesia dan Ukraina menyepakati masalah pelatihan diplomatik. Pelatihan diplomatik bagi kedua negara tersebut diharapkan dapat mendekatkan kedua belah pihak di bidang diplomatik.

"Jadi diplomat-diplomat kita akan secara bergantian dididik di masing-masing diplomatic training centre," kata Retno.

Di bidang pertanian, kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam penelitian dan teknologi pertanian. Pertukaran ahli di bidang pertanian, pengembangan produk makanan, dan investasi di bidang pertanian juga disinggung Retno.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa ukraina merupakan salah satu negara yang menghasilkan gandum cukup besar dan lebih dari 60 persen komponen ekspor Ukraina ke Indonesia berupa gandum. Sementara lebih dari 60 persen komponen ekpor Indonesia ke Ukraina berupa palm oil. Sehingga di bidang produk pertanian memang terdapat potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan," tutur dia.

Adapun Kesepakatan keempat yang dicapai oleh kedua negara ialah mengenai bidang pertahanan. Kesepahaman kerja sama di bidang pertahanan tersebut tercakup ke dalam tiga bentuk kerja sama.

"Pertama, exchange kunjungan tentunya di kunjungan itu ada pertemuan-pertemuan. Yang kedua adalah kerja sama di bidang industri pertahanan dan logistik. Dan yang ketiga adalah pertukaran informasi di bidang pertahanan dan kemiliteran," ujar dia.

Selain itu, dalam konteks di luar bilateral, Ukraina menyatakan keinginannya untuk bergabung menjadi negara anggota Asia-Europe Meeting (ASEM). Terhadap keinginan tersebut, Presiden Joko Widodo menjelaskan prosedur yang harus ditempuh bagi Ukraina untuk dapat bergabung dalam kelompok tersebut.

"Presiden tadi menjelaskan mengenai mekanisme yang menjadi acuan sebagai anggota. Karena di dalam Asia-Europe Meeting ada kelompok dari Eropa, kemudian ada kelompok dari Asia. Jadi ada satu prosedur yang memang harus dilalui oleh Ukraina di dalam mengajukan diri sebagai anggota di dalam ASEM," kata Retno.

Dalam keterannya, Retno juga menyebut bahwa Ukraina menunjukkan _gesture_ politik yang sangat baik. Ukraina berkomitmen untuk membantu Indonesia apabila terjadi kasus kebakaran hutan. Namun demikian, Retno berharap peristiwa kebakaran hutan tidak lagi terjadi di Indonesia.

"Tadi Ukraina juga menawarkan untuk meminjamkan pesawat apabila Indonesia mengalami tantangan kebakaran hutan, Antonof 32P. Sekali lagi, Ukraina menyatakan komitmennya, silakan untuk memakai pesawat itu," tutur dia.

Presiden Poroshenko dan delegasi tiba sekitar pukul 15.30 WIB. Kedatangan mereka disambut dengan rangkaian penyambutan yang dimulai dari lapangan Monumen Nasional sebelum memasuki halaman Istana Merdeka. Di halaman Istana, Presiden Ukraina sudah ditunggu oleh 238 siswa SD berpakaian adat yang mengibarkan bendera kedua negara.

Dari pihak Indonesia, hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut di antaranya ialah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Adapun dari pihak Ukraina, Presiden Poroshenko membawa sejumlah delegasi yang di antaranya Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin, Menteri Pangan dan Kebijakan Agraria Ukraina Taras Kutovyi, dan Wakil Deputi Pertama dari Dewan Pertahanan dan Keamanan Ukraina Oleg Gladkovskyi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI