Ya, berkat semangat gotong royong, pengelolaan dana yang baik, serta bantuan dari LPDB-KUMKM, Sumarno berhasil membangkitkan kembali koperasi yang pernah terpuruk ini. Koperasi ini kini bahkan berhasil meraih omset hampir Rp 8 miliar sampai dengan 2018, dengan beberapa aset yang juga dimilikinya, antara lain, ruko yang kini ditempati sebagai kantor koperasi, serta dua kavling tanah yang satunya dimanfaatkan untuk lahan parkir.
Di samping itu, KPN juga memiliki aset dua unit bus besar yang dipergunakan untuk usaha penyewaan bus wisata. Sumarno memaparkan, untuk menopang transaksi simpan pinjam sebagai bisnis utama koperasi ini, ia melebarkan sayap dengan mencoba usaha baru, menawarkan jasa penyewaan bis wisata yang baru dijalaninya sejak 2016. Meski baru, penyewaan bis tersebut sudah berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan.
Mengakhiri pembicaraan, Sumarno berharap LPDB-KUMKM bisa terus membantu usaha kecil dan mikro, termasuk koperasi agar bisa terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
“Karena terasa betul dampaknya, ini sangat membantu kami. Memang saat itu kita mencari dana ke mana-mana, karena jika modalnya nanggung kan, tidak bisa berjalan dengan baik. Nah, dengan adanya LPDB ini, kita bagi proporsional sehingga mereka usahanya berjalan dengan baik. Alhamdulillah, dengan adanya bantuan dari LPDB ini kegiatan koperasi bisa berjalan lebih bagus, lebih cepat dan animo anggota juga lebih baik. Mudah mudahan LPDB bisa memberikan pinjaman lagi kepada kami sehingga kami bisa lebih eksis lagi," katanya.