Kopi Asal Kintamani Makin Digemari Pasar Dunia

Minggu, 13 Oktober 2019 | 11:49 WIB
Kopi Asal Kintamani Makin Digemari Pasar Dunia
Ilustrasi kopi Kintamani. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rasanya yang khas beraroma jeruk, dengan tingkat keasaman yang sedang, membuat kopi jenis Arabika asal petani di Kabupaten Kintamani, digemari di pasar dunia.

Aroma jeruknya berasal dari pohon jeruk yang secara turun temurun ditanam berdampingan dengan komoditas ini. Data sistem automasi Karantina Pertanian, IQFAST, mencatat tren peningkatan 44 persen pada kinerja ekspor biji kopi hingga Oktober 2019, jika dibanding dengan periode sama pada 2018.

Januari hingga Oktober tahun 2019, ekspor dilakukan 43,46 ton, dengan nilai Rp 4,8 miliar, dibandingkan dengan masa yang sama tahun 2018 yang hanya 32,8 ton senilai Rp 2,8 miliar.

Negara tujuan ekspornya pun bertambah dari hanya 9 negara menjadi 13 negara, diantaranya China, Saudi Arabia, Hongkong dan Austria.

"Bali dengan segala keunggulan daya tariknya, terus mencatat prestasi kinerja ekspor pertanian. Kami sangat mengapresiasi kerja sama seluruh stake holder baik pusat, daerah dan pelaku usaha. Buat masyarakat di Bali, kami juga mengajak untuk bersama-sama petugas karantina menjaga status kesehatan hewan dan tumbuhan agar produk pertanian di Bali tetap aman dikonsumsi, lestari dan laris di pasar ekspor," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Karantina Pertanian Denpasar, Seminyak, Kuta Utara, Badung, Bali (12/10/2019).

Menurut Jamil, selaku fasilitator perdagangan, pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian sesuai dengan protokol ekspor negara mitra dagang. Jamil juga melepas ekspor biji kopi Kintamani dengan volume 25 ton, senilai Rp 3 miliar ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Biji kopi merupakan kelompok medium risk atau komoditas risiko sedang, dengan target pemeriksaan bebas hama Hypothenemus hampeii. Serangkaian tindakan karantina dilakukan untuk memastikan produk memenuhi persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS Measure).

Dalam memberikan layanan karantina, Barantan telah menerapkan layanan ekspor cepat berupa sistem in line inspection yang dapat mempercepat waktu bongkar muat barang di tempat pengeluaran baik melalui bandar udara, pelabuhan dan lainnya.

"Melalui layanan ini memungkinkan pemeriksaan karantina dilakukan sebelum proses pengemasan, sehingga waktu bongkar muat di dapat dipersingkat sekaligus menjamin produk pertanian aman dan sehat tiba di negara tujuan," tambah Jamil.

Baca Juga: Kementan Dukung Program Prioritas Toli-Toli Pertahankan Lahan Pertanian

Agro Gemilang Catat Tren Peningkatan
Sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman untuk memacu ekspor, Karantina Pertanian Denpasar bekerja sama dengan instansi terkait di Bali mengggenjot program Agro Gemilang.

Program yang digagas Barantan dan telah diluncurkan Mentan di awal tahun ini, yang mulai menunjukkan hasil. Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara menyampaikan, kinerja eksportasi yang tercatat di wilayah kerjanya adalah peningkatan ragam komoditas sebanyak 43 persen hingga September 2019, dibanding periode sama pada 2018.

Sebanyak 207 jenis produk pertanian Bali menjadi unggulan ekspor, setelah tahun sebelumnya hanya 145 jenis.

Indikator keberhasilan lain program Ayo Galakkan Ekspor produk pertanian oleh generasi milenial bangsa ini adalah bertambahnya frekuensi pengiriman, yang semula pada 2018 sebanyak 1.307 kali, meningkat 27 persen menjadi 1.661 kali tahun ini. Hal ini juga seiring dengan peningkatan jumlah eksportir hingga 30 persen, yaitu 526 eksportir, sedangkan pada  2018, sejumlah 405 eksportir.

Fasilitasi layanan ekspor, layanan ekspor cepat, sinegisitas dengan pemangku kepentingan, perluasan akses pasar adalah rangkaian program Agro Gemilang di Denpasar. Tidak ketinggalan adalah terus mengajak masyarakat dalam berbagai kegiatan, khususnya ditujukan bagi generasi muda milenial untuk masuki bisnis ekspor komoditas pertanian.

Pada kesempatan yang sama, Kementan, melalui Karantina Pertanian Denpasar juga melepas ekspor dengan total 46,2 ton, atau setara dengan Rp. 5,7 miliar. Ekspor berupa kacang mede sebanyak 20 ton senilai Rp 2, 6 miliar ke Austria, bawang merah asal petani di Sumbawa sejumlah 1 ton senilai Rp 15 juta yang dikirim perdana ke Jepang, dan komoditas baru dan unik berupa tepung jangkrik sebanyak 100 kilogram, dengan nilai Rp 35 juta ke Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI