Pelaksana Tugas Direktur Utama Pupuk Kaltim Meizar Effendi menambahkan, pesatnya perkembangan pertanian yang menuntut adanya pengembangan inovasi, menjadi dasar terwujudnya PreciPalm Pupuk Kaltim yang bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
“PreciPalm menjadi konsep pertanian cerdas (smart farming) untuk mengoptimalkan peningkatan hasil pertanian secara kualitas dan kuantitas, dengan efisiensi penggunaan sumber daya,” kata Meizar.
Setelah launching pada Desember 2018, lalu uji lapang di kebun sawit PTPN 3, PTPN 5 dan PTPN 7 pada kuartal pertama 2019, saat ini Pupuk Kaltim telah memasuki tahap komersialisasi PreciPalm untuk dipasarkan pada konsumen, baik korporasi maupun petani kelapa sawit.
Sebagai tindaklanjut, pada Senin (24/8) Pupuk Kaltim melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi SDM Pupuk Kaltim dalam bidang pertanian presisi dan Precipalm.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi di bidang pertanian presisi, penginderaan jauh (remote sensing) dan Sistem Informasi Geografis yang dibutuhkan dalam mengoperasionalkan PreciPalm.
“Dengan pelatihan ini, kami berharap karyawan Pupuk Kaltim dapat siap memberikan agro services solution sebagai added value yang diberikan kepada konsumen,” terang Meizar.
Pengembangan PreciPalm juga diapresiasi oleh Rektor IPB Prof. Arif Satria. Ia menilai bahwa PreciPalm merupakan langkah awal yang baik untuk pengembangan industri 4.0 di bidang pertanian.
Saat ini, IPB juga sedang melakukan uji coba dengan robot khusus pemupukan dan robot khusus panen sawit. Robot dilengkapi kamera dan sensor, yang akan mengetahui apakah sawit layak panen atau tidak. Jika dianggap belum layak, maka akan dilewatkan.
“Inovasi robotics ini tentunya perlu dikembangkan, karena pengukuran yang dihasilkan sudah presisi melalui instrument,” terang Arif Satriya.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Telah Salurkan 5,42 Juta Ton Pupuk Subsidi ke Petani