Mentan menyampaikan, perlu adanya pengembangan varietas benih yang provitasnya lebih tinggi lagi.
"Pengembangan varietas benih provitas di atas 3 ton per hektare, dengan kunci pengembangan kedelai, ada di aspek benih dan harga. Seluruh benih unggul di Litbang Kementan harus disalurkan untuk peningkatan produksi," katanya
Hilirisasi menjadi hal yang penting dalam mengembangkan kedelai untuk mensolusi harga. Oleh karenanya, Syahrul kembali dengan tegas menyatakan, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri, supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah.
"Perumusan sistem pemasaran produk menjadi hal yang mesti diperhatikan untuk bisa mengenalkan produk lokal. Komitmen Kementan terhadap kedelai sangat kuat. Pengembangan kedelai dikelola dengan model korporasi petani, sehingga semua pelaku usaha mendapat manfaat dari program ini. Petani memperoleh layanan sarana produksi dan modal, terlindungi asuransi dan ada kepastian pasar dan jaminan harganya," ujar Syahrul.
Terkait hal itu, Direktur PT. Dwitunggal Nusa Mandiri, Petrus Chandra, sebagai perusahaan Mitra Petani dengan fungsi offtaker, turut hadir. Ia menyambut hasil produksi dari petani dengan menyerap pembelian kedelai di Sulbar.
Luasan tanaman kedelai yang di panen di Kecamatan Wonomulyo pada musim kali ini berasal dari lahan 540 hektare, sedangkan Desa Bumiayu sendiri menghasilkan kedelai dari 190 hektare.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Polewali Mandar, H Hassani menyebutkan, pertanaman kedelai yang dipanen kali ini adalah hasil pertanaman yang dimulai pada akhir Juli sampai pertengahan Agustus 2020 lalu, dari varietas kedelai Argomulyo dan Anjasmoro.
"Benih yang digunakan merupakan bantuan pemerintah. Mayoritas di sini menggunakan varietas Anjasmoro. Beberapa petani memang menukar benihnya dengan Argomulyo, karena Argomulyo bijinya lebih besar dan umurnya lebih genjah," ungkap Hassani
Pemanfaatan lahan setelah musim padi gadu yang dimaksimalkan dengan membuat pola menanam kedelai ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani Polman.
Baca Juga: Optimalkan Pertanian, Kementan Tingkatkan Ekspor dalam 4 Tahun ke Depan
"Upaya yang kita lakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dan mengikat kerja sama dengan perusahaan sebagai offtaker, yang dapat menjamin pembelian hasil kedele dengan harga Rp 7000/kilogram untuk calon benih dan Rp 6500/ kilogram untuk komsumsi." terang Hassani lagi.