Ekonomi Indonesia Diprediksi Masuk Titik Paling Suram Tahun Ini

Minggu, 08 November 2020 | 16:36 WIB
Ekonomi Indonesia Diprediksi Masuk Titik Paling Suram Tahun Ini
Ilustrasi resesi ekonomi (Kolase foto/Shutterstock)

Suara.com - Perekonomian sepanjang tahun ini diperkirakan bakal masuk masa titik paling suram akibat tekanan pandemi Covid-19.

Alih-alih bakal bisa mencapai titik positif diakhir tahun, ekonomi Indonesia diprediksi bakal tetap minus pada Kuartal IV 2020.

"Sepertinya agak sulit bagi kita di 2020 ini jadi positif, terutama melihat situasi kuartal III yang cukup dalam dari yang diperkirakan banyak pihak," kata Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (8/11/2020).

Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III lalu minus 3,49 persen, angka yang membuat 9 bulan pertama pada 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen.

Menurut Tauhid, banyak faktor yang membuat ekonomi Indonesia terancam bakal tumbuh negatif, salah satunya kasus baru virus corona yang belum bisa dikendalikan oleh pemerintah. Selain itu penyerapan anggaran pemulihan yang tidak maksimal.

"Dengan kondisi itu kami melihat kuartal IV, dengan situasi masih tinggi kasus Covid-19, penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional tidak optimal dan situasi terakhir kami perkirakan kuartal IV minus 2 persen," ujarnya.

Dengan catatan jelek tersebut dirinya memperkirakan bahwa hingga akhir tahun ekonomi Indonesia tidak akan bisa tumbuh positif seperti negara lain, yakni China yang sudah tumbuh 4,9 persen pada kuartal III dan Vietnam yang bahkan mampu mempertahankan pertumbuhan positif menjadi 2,6 persen.

Perekonomian Indonesia resmi masuk dalam jurang resesi ekonomi, setelah BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III minus 3,49 persen.

Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim kondisi ekonomi Indonesia boleh dibilang menuju perbaikan. Pasalnya, kata dia, dari kuartal ke kuartal pertumbuhan ekonomi positif di angka 5,05 persen.

Baca Juga: Angin Segar Kemenangan Joe Biden Bagi Ekonomi Indonesia Terganjal Pandemi

"Kalau kita lihat yang menarik itu q to q (kuartal ke kuartal) itu pertumbuhannya 5,05 persen, artinya ada perbaikan," kata Airlangga dalam konfrensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Dalam data BPS memang terlihat bawah perbaikan ekonomi mulai terjadi pada kuartal III ini dimana angka pertumbuhan ekonominya makin membaik meski pun masih terkontraksi 3,49 persen. Angka ini dianggap lebih baik dibandingkan dengan kuartal II yang terkontraksi 5,32 persen, tetapi tak bisa menghindari resesi karena 2 kali berturut-turut pertumbuhannya negatif.

Bahkan, Ketua Umum Partai Golkar ini mengklaim kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

"Kita lihat Singapura trennya membaik tapi kita lihat dia masih minus 7 persen (Kuartal III), Amerika Serikat juga trennya positif, Eropa juga trennya positif," klaimnya.

Meskipun begitu kata dia, jika dilihat secara umum kondisi perekonomian global sudah menunjukan tren perbaikan sepanjang kuartal III.

"Dunia juga mulai recover dan itu sejalan dengan Indonesia," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?