Dan fakta ini dapat menjadi dasar kesimpulan bahwa Pegadaian sangat sehat, dan tidak termasuk dalam kategori BUMN yang membutuhkan penyelamatan oleh Pemerintah.
Jerry berpendapat, proses akuisisi ini memang sangat rawan terhadap para nasib karyawan. Karena itu dia berharap Menteri BUMN Erick Thohir agar memikirkan mereka.
“Nasib para pegawai harus dipikirkan juga, jangan sampai proses ini membawa dampak negatif terhadap mereka. Bagi saya ini pengurangan pegawai secara diam-diam,” tandas Jerry.
Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN harus mempertimbangkan nasib para pegawai sebelum proses penggabungan itu dilakukan.
“Harus dipertimbangkan adanya penyaluran bagi para pegawai atau tunjangan bagi mereka. Itu harus dipikirkan lagi. Jangan sampai masalah holding ini berbuntut panjang di pengadilan,” terang Jerry.
Ia menilai selama ini kinerja Pegadaian terbilang bagus, sehingga tidak salah jika para pegawainya mempertahankan agar penggabungan ini tidak terjadi.
“Selama ini track recordnya PT Pegadaian (Persero) menguntungkan negara, kenapa harus menjadi holding,” tanya Jerry.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, rencana konsolidasi BRI, Pegadaian, dan PNM kurang bermanfaat.
Sebab, menurut dia, bisnis dari ketiga perusahaan tersebut berbeda-beda dan memiliki karakter yang jelas terdiferensiasi meskipun targetnya disebut sama.
“Karena itu, penggabungan BRI, Pegadaian, dan PNM tidak banyak manfaat, justru akan mengurangi efektivitas program masing-masing lembaga yang sesungguhnya saat ini sudah cukup baik,” papar Piter.
Baca Juga: Sumbang Dividen Besar, DPR Heran Mendengar Pegadaian Akan Dicaplok
Jika skema yang dilakukan adalah akuisisi, memang aset BRI akan menjadi semakin gendut. Namun, apabila nantinya tidak dapat dikelola dengan baik, akan menjadi tambahan beban tersendiri bagi BRI yang berujung menggerogoti laba.