Saat Pandemi, Ini Strategi Synthesis Development Hidupkan Sektor Properti

Senin, 08 Maret 2021 | 16:21 WIB
Saat Pandemi, Ini Strategi Synthesis Development Hidupkan Sektor Properti
Ilustrasi hunian di tengah kota. (Dok : Synthesis Development)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia setahun terakhir, banyak sektor luluh lantak, termasuk properti. Menurut DPP Real Estat Indonesia (REI), selama masa pandemi, semua sub-sektor properti Tanah Air mengalami koreksi.

Pasar perumahan turun 50 persen, perkantoran turun 70 persen - 75 persen, pusat belanja (mal) turun 85 persen, sementara hotel paling terkena imbas dengan penurunan 90 persen - 95 persen.

Lesunya pasar properti mengharuskan pihak-pihak yang berkecimpung di dalamnya memiliki strategi khusus. Hal inilah yang dilakukan Channel Manager Synthesis Development.

“Saat ini, unit di Samara Suites telah terjual 95 persen dan serah terima akan dimulai April 2021,” kata Asnedi dari Channel Manager Synthesis Development, Jakarta, Senin (8/3/2021).

Di masa pandemi ini, Synthesis Development memilih untuk mengevaluasi beberapa proyek yang tengah dan akan dikembangkan ke depan. Asnedi mengatakan, pihaknya masih wait and see dan menimbang-nimbang secara cermat, produk mana yang akan merilis.

“Kami sebenarnya harus merilis minimal tiga proyek tahun ini, tetapi kami juga mesti melihat kondisi pasar. Kalau konsep dibuat lima tahun yang lalu, tentu harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jika memaksakan konsep awal dengan situasi sekarang, bisa jadi produk tidak akan diserap pasar. Jadi konsep proyek harus dievaluasi, dengan melihat pasar ke depan,” urainya.

Ia mencontohkan, rumah-rumah berukuran besar akan di-resize menjadi lebih kecil, sehingga ticketing price sesuai dengan pangsa pasar. Konsep desain dan layout rumah juga sudah harus disesuaikan dengan kondisi pandemi. 

“Kita tidak tahu sampai kapan pandemi berlangsung. Pandemi ini sudah mengubah cara hidup dan kebiasaan orang, sehingga rumah pun harus disesuaikan. Dulu powder room, toilet kecil dibuat khusus untuk tamu, di dalam rumah sempat ditinggalkan, namun setelah pandemi kembali diminati,” ucapnya.

Asnedi menggarisbawahi, harga properti tidak akan pernah turun. Properti di Jakarta juga akan tetap mahal dan kebutuhan properti di CBD area tidak akan pernah berhenti.

Baca Juga: REI Optimistis 2018 Sektor Properti Tumbuh Positif

Menurutnya, kiblat tempat tinggal masyarakat tetap di tengah kota. Kalau kota penyangga berkembang, hal itu karena kebutuhan market makin tinggi, yang dipicu oleh ketidaksanggupan masyakarat membeli properti di tengah kota yang kian tak terjangkau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI