Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 12 Oktober 2021 | 08:30 WIB
Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Diskusi online Infrastructure Connect Digital Series 2021 dengan tema “Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tapi memang ada 1-2 pelaku industri yang mengundang baja impor ini bisa masuk. Akibatnya, beberapa tahun ini banyak sekolah, rumah sakit, dan juga fasilitas umum lainnya yang ambruk. Terakhir itu di pasar Weleri, Kendal. Ini kami mohon perhatiannya untuk baja-baja non standar ini,” harap Stephanus.

Kembali ke topic diskusi ia melanjutkan, ada 5 strategi yang bisa dilakukan guna mencapai kemandirian Industry baja nasional. Yang pertama adalah dengan menegakkan standar yang tegas dan wajib, khususnya untuk SNI dan meningkatkan TKDN.

Strategi berikutnya, mengenai peningkatan investasi industry baja yang mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan. Karena itu ia berharap, pemerintah lebih selektif terhadap Penanam Modal Asing (PMA) sehingga State of The Art pada Industri 4.0 memiliki DNA (Device, Network, & Aplication).

“Karena kalau gak disaring kita nanti akan menerima mesin bekas yang tidak ramah lingkungan, yang tidak sustainable. Nah ini kami sangat concern untuk teknologi yang ramah lingkungan,” terang Stephanus lagi.

Berikutnya, pelibatan UMKM secara massif menjadi strategi yang cukup berguna untuk meningkatkan industry kecil di pelosok-pelosok.. Pelaku UKM/IKM ini juga harus dibekali dengan pelatihan-pelatihan dan sertifikasi agar mereka lebih berkembang.

“Strategi ke 4 yang kami lakukan sejak tahun lalu adalah peningkatan ekspor. Tujuan dari ekspor ini adalah kami ingin meningkatkan kualitas dan service agar memiliki produk dan pelayanan dalam industry baja dengan standar internasional,” terang Stephanus lagi.

Yang terakhir, strategi metode Inovasi CPM yaitu Channel, product, marketing. Channel adalah cara distribusi dari pabrik hingga ke tangan pelanggan yang mengadopsi digital channel dan juga pelibatan UKM. Inovasi Product yang tak pernah berhenti, kemudian Marketing yang dapat menyentuh langsung ke pelanggan.

“Marketing ini tentang bagaimana cara memasarkan dan menyentuh ke pelanggannya langsung. Jadi pandemic ini sedikit membawa inovasi bahwa dengan pandemic kami melakukan live streaming, live selling yang saat ini umumnya sudah banyak kita lihat di luar negeri,” ujar stephanus lagi.

Value chain dari PT Tatalogam Lestari yaitu Tatalogam Group mulai dari bahan baku pelapisan, kemudian di forming dan juga didistribusikan hingga sampai ke produk akhir yaitu Domus. Menjadi rumah.

Baca Juga: Menko Airlangga Makin Optimistis Tatap Ekonomi ke Depan

“Yang terakhir tentang distribution channel kami, ini distribution channel adalah untuk meminimalisir time to market. Tentu ini kami sudah melakukan pencatatan dengan sumber daya material konstruksi melalui SIMPK (Sistem Informasi Material dan ” tutup Stephanus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI