Sebagian peserta dan pembicara hadir secara offline, sementara peserta dan pembicara lainnya mengikutinya secara online. Dalam seminar tersebut, Rendika memaparkan kegiatan PKM-nya yang bertajuk Penciptaan Startup Digital Berbasis Entrepreneurial Learning Model (ELM) untuk Mendukung Inisiatif Jababeka Smart Township.
Dalam kegiatan PKM ini, PresUniv berkolaborasi dengan PT Jababeka & Co., anak usaha Grup Jababeka, dan Fablab, sebuah institusi yang bergerak dalam ranah pelatihan SDM dan pengembangan usaha berbasis Industry 4.0.
Program yang dilakukan Rendika tersebut juga mendapat bantuan pendanaan dari Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi untuk Tahun Anggaran 2021.
Menurut Rendika, pesatnya perkembangan teknologi dan terjadinya pandemi Covid19 menyebabkan terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Mereka mengurangi terjadinya interaksi yang bersifat langsung, termasuk sentuhan fisik.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutnya dengan istilah “low-touch and contactless economy”. Dalam perekonomian yang semacam itu, teknologi—terutama teknologi digital, memainkan peran penting.
Momentum itulah yang dimanfaatkan Rendika dan tim PKM-nya. Apalagi beberapa waktu sebelumnya Jababeka juga berencana mengembangkan smart township di koridor timur Jakarta.
Konsep kota pintar yang akan dikembangkan Jababeka adalah kota yang bukan sekadar layak huni, tetapi juga harus mampu memajukan perekonomian dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Untuk mewujukan kota semacam itu, Jababeka membutuhkan banyak aplikasi digital yang terintegrasi dan mampu menyelesaikan berbagai masalah perkotaan, seperti masalah sampah, tata kelola administrasi penduduk, pengembangan usaha dan bahkan sampai berbagai layanan utilitas lainnya.
Dari sisi akademis, papar Rendika, PresUniv sudah mendesain kurikulum kewirausahaan.
Baca Juga: Komitmen Beri Dampak Positif ke Masyarakat, Jababeka Raih 2 Penghargaan dari Pemprov Jabar
“Pada semester awal, seluruh mahasiswa wajib mengikuti mata kuliah ini. Jika ada mahasiswa yang kemudian tertarik untuk menjadi pengusaha, mereka bisa mengambil mata kuliah lanjutannya pada semester-semester berikutnya,” papar Rendika.
Selain dalam bentuk perkuliahan, mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur juga akan ikut dalam program inkubasi bisnis di SetSail BizAcell. Ini adalah lembaga inkubasi bisnis yang didirikan oleh PresUniv pada tahun 2016 dan bertujuan mencetak lebih banyak pengusaha dari lingkungan kampus. Rendika adalah Direktur SetSail BizAcell.
Dalam program PKM kali ini, papar Rendika, pihaknya melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi dan masyarakat sekitar.
“Mereka akan kami seleksi. Mahasiswa dan masyarakat yang lolos seleksi akan diberi pelatihan agar siap menjadi wirausahawan yang berbasis teknologi digital,” katanya.
Jadi, seluruh peserta yang lolos seleksi akan dilatih agar mampu mengubah masalah menjadi peluang, mampu menyusun rencana-rencana bisnis dan mengeksekusinya sampai bisnisnya bergulir.
Selama menjalani program ini, seluruh peserta akan dibimbing oleh mentor yang terdiri dari para praktisi bisnis, termasuk dari Grup Jababeka. Oleh para mentor, mahasiswa dan para peserta akan dibimbing untuk membuat proposal bisnis dan mempresentasikannya secara langsung di hadapan para investor. Jika ada investor yang tertarik dengan proposal tersebut, mereka boleh mendanai bisnis yang digagas oleh mahasiswa atau peserta.