Peran China dalam Utang Sri Lanka
China menjadi sosok besar di balik gunungan utang Sri Lanka. Negeri tirai bambu merupakan pemberi pinjaman besar saat Sri Lanka dengan gencarnya membangun infarstruktur proyek sejak 2005 silam. Salah satunya pembangunan pelabuhan Hambantota.
Sri Lanka meminjam uang dari China dengan skema Belt and Road (BRI). Mengutip Times of India, total utang Sri Lanka ke China mencapai US$ 8 miliar. Sekitar 1/6 dari total utang luar negerinya.
Proyek yang memakan dana jumbo itu akhirnya tidak memberi manfaat bagi Sri Lanka, bahkan cenderung membuat rugi.
"Dari awal, kecerobohan meminjam dari China buat infrastruktur yang tak menguntungkan membuat negara itu di titik ini," tulis media itu mengutip laporan Hong Kong Post.
Sri Lanka sendiri sudah berkali-kali meminta China untuk restrukturisasi utang. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh China.
Selain China, Sri Lanka juga memiliki utang pada India dan Jepang. Komoditas andalan Sri Lanka seperti teh dan grafit nampaknya tidak bisa mengimbangi minus ekonomi negara itu.
Ditambah lagi, wabah virus corona (COVID-19) membuat pariwisata selaku andalan ekonomi Sri Lanka semakin terpuruk.
Ancaman Utang China ke Indonesia
Baca Juga: Partai-partai Politik Indonesia Akrab dengan Partai Komunis China
Indonesia sepatutnya belajar dari Sri Lanka. Pasalnya, berdasarkan data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) periode Februari 2022, China merupakan pemberi utang terbesar keempat bagi Indonesia, di bawah Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.