Demikian juga dengan beban umum dan administrasi membesar 270,15 persen menjadi Rp2,58 triliun.
Lalu, beban pengembangan produk naik 85,63 persen menjadi Rp995,94 miliar.
Berikutnya, beban penyusutan dan amortisasi membumbung 128,5 persen menjadi Rp761,46 miliar.
Walau perseroan mencatatkan penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan senilai Rp1,056 triliun, berbanding terbalik dengan kuartal I 2021 yang mencatatkan beban Rp145 miliar.
Tapi, perseroan harus mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan senilai Rp6,6 triliun.
Patut dicermati, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi mencapai Rp3,34 triliun, atau naik 173,7 persen dibanding kuartal I 2021, karena pembayaran kepada pelanggan melonjak 301 persen menjadi Rp5,571 triliun.