Pertamina Hulu Mahakam Juara Upstream Fire and Rescue Challenge 2022, Pemerataan Kemampuan HSSE Bakal Digenjot

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2022 | 05:23 WIB
Pertamina Hulu Mahakam Juara Upstream Fire and Rescue Challenge 2022, Pemerataan Kemampuan HSSE Bakal Digenjot
Tim Zona 8 PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sukses menjadi yang terbaik dalam Upstream Fire and Rescue Challenge (UFRC) 2022 yang digelar di HSE Training Center (HSE TC) Sungai Gerong, Palembang, Sumatera Selatan. PHM berhasil keluar menduduki peringkat pertama.

PHM berhasil unggul di beberapa skenario di UFRC 2022, diantaranya Basic Life Support, Mechanical Advantage, Fire Gear & SCBA Skill serta Simulator OSC.

Kemudiaan ada Structure Fire and Rescue, Manifold Firefighting, Firefighter Physical Aptitude Test dan terakhir Confined Space & High Angle Rescue.

Yoseph Adithyawan, tim juri UFRC 2022, menjelaskan small group competition terdiri dari Basic Life Support, Mechanical Advantage, Fire Gear & SCBA Skill harus diselesaikan secara individu atau dua orang setiap tim.

Basic life support, para peserta dituntut untuk bisa melakukan tindakan pertama penyelamatan bagi korban yang mengalami henti nadi atau nafas.

Kemudian untuk Mechanical Advantage para pekerja di lingkungan SHU minimal harus memahami pengetahuan tali temali yang diperlukan untuk melakukan berbagai tindakan penyelamatan. Serta ada Fire Gear & SCBA Skill dimana para pekerja dituntut untuk mengetahui dasar peralatan pemadam kebakaran.

“Yang dinilai itu ketepatan prosedur dalam melakukan tanggap darurat serta langkah kerja dalam penanggulangan keadaan darurat secara individu,” kata Yoseph.

Skenario tantangan selanjutnya adalah Structure Fire and Rescue. Kendy Pontoan, tim juri UFRC, menuturkan untuk tantangan ini para peserta dituntut untuk bisa melakukan pemadaman di dalam bangunan bertingkat sekaligus mengevakuasi korban yang terjebak di dalamnya.

Menurut Kendy, para peserta sudah mampu memenuhi standar minimum yang ditetapkan oleh panitia. Ini membuktikan bahwa para pekerja di lingkungan SHU sudah memiliki kemampuan dasar yang sangat penting untuk melakukan evakuasi gedung terbakar. Kriteria penilaian yang utama seperti teknik evakuasi dan pemadaman api.

“Ini sangat kritikal, korban secepatnya dikeluarkan dari gedung maksimal 15 menit. rata-rata sudah kurang dari 15 menit. Kemudian dilihat juga metode pemadaman kebakarannya,” ungkap Kendy.

Baca Juga: Sumber Gas Baru Ditemukan di Sumur Eksplorasi Manpatu-1x, di Lepas Pantai Balikpapan

Satu tantangan yang paling dinantikan dan paling memiliki risiko adalah Manifold Firefighting. Ini adalah pertarungan antara manusia dengan api yang disebabkan oleh kebocoran minyak dan gas.

Dwi Cahyono, Ketua tim juri UFRC, menyatakan beberapa kriteria penilaian untuk skenario kali ini antara lain incident command control, kemudian teknik pemadaman, penempatan pasukan pemadanam di titik-titik tertentu untuk memudahkan dalam mengendalikan kobaran api.

“Jadi dlihat juga arah angin gimana baru mereka nanti tentukan strategy approach baru valve ditutup,” ujar Dwi.

Sementara itu, Yan Martes Andreas, VP Pertamina Corporate University, menuturkan kegiatan seperti UFRC sudah sewajarnya bisa berjalan rutin, tidak hanya SHU tapi juga Subholding lain di bawah Pertamina.

"HSE TC Sungai Gerong itu bukan hanya untuk belajar tapi kembangkan budaya HSE dari sini harusnya. Ini tempat belajar. Semua untuk jadi leader kan belajar, ini tempat belajarnya," kata Yan.

HSE TC Sungai Gerong juga tidak akan berjalan ditempat. Sebagai langkah mendukung perkembangan zaman, manjemen HSE TC juga sudah siapkan modul pelatihan modern.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI