Strategi ini dinilai mampu mendukung UMKM karena melibatkan banyak pihak. Kerja sama tersebut diperlukan agar UMKM mampu bersaing di pasar nasional maupun global.
Eko juga mengimbau kepada seluruh pihak agar menjadi konsumen militan terhadap berbagai produk dalam negeri.
“Penting setiap dari kita merasa bangga terhadap produk dalam negeri buatan Indonesia, kita perlu tularkan sikap militan tersebut pada setiap kesempatan,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, BSKDN Kemendagri menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Analis Kebijakan Ahli Madya BSKDN Kemendagri selaku ketua tim kajian Aang Prasetyo, Akademisi Politeknik Negeri Jakarta Moh. Ikhsan, serta Direktur Pengembangan Sistem Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Yulianto Prihandoyo.
Narasumber lainnya, yakni Sekretaris Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Santoso, serta Sekretaris Jendral Sahabat UMKM Faisal Hasan Basri.
Dalam paparannya, Aang Prasetyo mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai UMKM di sejumlah daerah di Indonesia.
Penelitian itu menyimpulkan adanya tiga instrumen utama dalam meningkatkan UMKM, yakni perlunya membangun daya saing UMKM, penyusunan strategi penguatan UMKM, serta dukungan Pemda dalam mengatasi persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM.
“Selama ini sejumlah Pemda menjawab persoalan UMKM dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan, pembangunan sarana dan prasarana (sapras) serta membantu atau memfasilitasi sertifikasi halal,” tuturnya.
Di lain sisi, Moh. Ikhsan mengatakan, pentingnya peran UMKM harus diiringi dengan upaya pelatihan dan pendampingan.
“Kalau bisa UMKM harusnya naik kelas, jangan usaha mikro terus tapi harus usaha kecil, jangan usaha kecil terus tapi harus usaha menengah. Kalau bisa usaha menengahnya jadi usaha besar,” ungkapnya.