“Sepanjang tidak ada keterbukaan dan keikhlasan para pemangku kepentingan sepakbola, khususnya di PSSI, sepakbola kita tetap jalan di tempat sekalipun kita mampu membeli pelatih sekaliber Jurgen Klop atau Carlo Ancelotti,” tegasnya.
Samloy juga menyarankan agar PSSI mengikuti perkembangan sepak bola dunia yang makin modern, dan tinggalkan sistem nepotisme yang selalu menggunakan anasir-anasir politk SARA.
“Sepakbola modern sesungguhnya sudah menuju era modernisasi sehingga anasir2 politik berbasis SARA harus bisa dieliminasi,” tutupnya.
Seperti diketahui, Erick Thohir mempunyai catatan mentereng di dunia olahraga khususnya sepak bola. Dia pernah menjadi Presiden Inter Milan.
Selain itu, Erick Thohir juga pernah tercatat sebagai pemilik klub MLS, DC United.
Dia pernah menjadi ketua INASGOC atau ketua pelaksana Asian Games 2018 di Indonesia. Di dunia basket, Erick pernah mempunyai saham klub NBA Philadelphia 76ers.
Erick Thohir juga tercatat telah dua kali menyelamatkan sepak bola Indonesia. Pertama, orang nomor satu di Kementerian BUMN ini mendapatkan penugasan khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala Liga Indonesia dibekukan oleh FIFA.
Waktu itu Erick Thohir belum memiliki jabatan apapun sebagai pejabat publik namun masih berstatus sebagai Presiden Inter Milan FC dan Ketua International Olympic Committee (IOC). Ia mendapatkan penugasan karena memiliki hubungan yang dekat dengan para petinggi FIFA karena bermarkas di Eropa.
Kedua, Erick Thohir kini kembali mendapatkan penugasan khusus untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia karena tragedi Kanjuruhan, Malang. Tragedi ini menjadi perhatian dunia sepak bola di seluruh dunia lantaran menelan korban hingga 135 jiwa. Data tersebut dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Baca Juga: Ternyata Kebijakan Jokowi Ini yang Buat Indonesia Keluar dari Jeratan Pandemi Covid-19
Di penugasan kedua dari Presiden Jokowi ini, Erick Thohir langsung bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar dengan membawa surat. Surat ini ditulis langsung oleh Presiden Jokowi kepada FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kontraproduktif memajukan sepak bola Indonesia.