Indonesia Berkomitmen Dorong Transisi Kendaraan Listrik demi Menjamin Masa Depan Berkelanjutan

Kamis, 01 Juni 2023 | 09:33 WIB
Indonesia Berkomitmen Dorong Transisi Kendaraan Listrik demi Menjamin Masa Depan Berkelanjutan
Diskusi “Kebijakan Percepatan Adopsi EV Guna Mendukung Keberlangsungan Industri Otomotif di Era Transisi Energi”. (Dok: Kemenko Marves)

Pemerintah pun optimistis dengan peran industri EV dalam mendukung kepentingan nasional Indonesia lainnya, seperti peningkatan keamanan energi, efisiensi anggaran negara, dan pengurangan emisi.

Peneliti ICCT, Tenny Kristiana menekankan, berdasarkan studi ICCT yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, emisi EV di Indonesia jauh lebih rendah dibanding kendaraan konvensional.

“Saat ini pengurangan emisi kendaraan EV dibanding kendaraan konvensional ada di sekitaran 50%," ujar Tenny.

Kristiana menambahkan di tahun 2021, emisi EV di Tiongkok dan India lebih rendah dibanding kendaraan konvensional, yaitu sebesar 48 persen sampai 68 % untuk China dan antara 30 - 56 % untuk India.

Associate dan Country Coordinator IISD, Lucky Lontoh juga mengangkat potensi EV dalam meringankan beban subsidi BBM Indonesia.

“Ketegangan geopolitik mempengaruhi harga BBM dunia. Adopsi EV dapat mendukung upaya memperkuat ketahanan energi Indonesia,” jelasnya.

Namun pengembangan industri EV dalam negeri masih dihadapkan dengan dua tantangan besar. Pertama, bagaimana Indonesia dapat meningkatkan kapasitas manufaktur dan kedua, bagaimana Indonesia dapat meningkatkan permintaan domestik terhadap EV.

Managing Director dan Senior Partner BCG, Yulius mengatakan bahwa saat ini sudah banyak negara maju dan berkembang yang telah memberikan kebijakan insentif terkait kendaraan listrik dengan harapan bisa menjadi produser kendaraan listrik di negaranya.

“Pertanyaannya, Indonesia: apakah kita menjadi konsumen saja atau kita jg ada ambisi untuk jadi hub production dari kendaraan listrik? Saya mengapresiasi pemerintah indonesia yang sudah memiliki keinginan untuk menjadi produsen ataupun hub dari basis produksinya,” ujar Yulius.

Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Siap jadi Penyedia Baterai Kendaraan Listrik Amerika

Yulius menambahkan bawah industri otomotif saat ini sedang mengalami transformasi ‘generational opportunity’ yang datang sekali dalam waktu tiga puluh tahun dimana produsen mobil sedang melakukan pergantian radikal jenis bahan bakar otomotif.

“Banyak negara berlomba-lomba untuk mengundang OEM (Original Equipment Manufacturer) untuk membangun industri di negara mereka, karena kalau tidak dipilih sebagai yg pertama, mungkin akan menunggu 5-10 tahun ke depan,” imbuh Yulius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI