Usai menerima permintaan kawannya tersebut, Edy segera mencari petani kopi di kawasan lereng Gunung Merapi, tepatnya di Cangkringan, Kabupaten Sleman.
“Saya ambil beberapa kilo untuk sampel, olah sendiri, buat kemasan dan dikirim. Alhamdulillah ternyata diterima pasar. Sekarang usaha saya nambah satu, yakni Kopi Siji. Pandemi memang sulit, tapi ada bekah di baliknya,” ucap Edy.
Dari tiga produk usaha Siji, Edy memiliki omzet Rp30 juta sebulan. Angka itu ia dapatkan dari produksi teh berkisar 100 kotak per bulan, wedang uwuh mencapai 400 pack per bulan, dan 30 kaleng kopi per bulan.
Produk dari Siji tidak hanya dijual melalui toko online milik Edy dan Bandara Yogyakarta International Airport saja, melainkan juga dipasarkan di sejumlah toko terkenal di Malioboro, Mirota Hamzah dan beberapa toko oleh-oleh di sejumlah lokasi wisata di DI Yogyakarta.
Dawet Ireng Nanik Suryani
Perjalanan unik kali ini datang dari Nanik Suryani, pemilik UMKM dawet ireng organik yang dirintis sejak 2005 silam.
Nanik mengungkapkan, pada awal tahun 2020, dia terpaksa harus menutup semua outletnya gara-gara wabah COVID-19. Nanik lantas memasarkan produknya secara online.
Menyadari potensi toko online, pada tahun 2018 dia mulai mengembangkan strategi bisnisnya dengan merekrut karyawan untuk membantu penjualan melalui media sosial dan layanan pesan online.

Meskipun toko fisiknya harus ditutup karena kebijakan PPKM untuk menekan penyebaran virus corona, Nanik justru bisa menjangkau pelanggan yang lebih luas dan potensial saat berjualan secara online melalui akun Instagram dawet_ireng_wongndeso.
Baca Juga: Pelaku UMKM Ini Minta Bantuan ke Ganjar Pranowo, Pak Ganjar: Hutang Bank atau Minta Mertua
Nanik menyadari bahwa menjual es dawet secara online memberikan fleksibilitas dalam hal waktu dan tempat.
Ia juga berusaha aktif dalam memasarkan produknya secara online dengan bergabung di berbagai grup Facebook. Produknya yang 100 persen organik mendapatkan perhatian dari kalangan penyuka hidup sehat. Terlebih lagi, usahanya itu sudah memiliki sertifikasi halal dari LPPOM MUI.
Ketekunan Nanik dalam menjalankan bisnis secara online dengan inovasi dalam produk es dawet memudahkan dia dalam berinteraksi langsung dengan pelanggan dan membangun loyalitas. Nanik mengaku belajar banyak tentang pemasaran digital dari berbagai tempat, termasuk sebagai anggota Rumah Kreatif BUMN BRI Yogyakarta.
Dengan modal kurang dari Rp1 juta, Es Dawet Wong Ndeso saat ini memiliki omzet mencapai Rp7 juta per bulan. Pada periode pesanan yang ramai, omzetnya dapat meningkat dua hingga tiga kali lipat.
Wedang Uwuh Djewery
Kisah selanjutnya berasal dari UMKM Wedang uwuh Djewery yang justru berhasil berkembang lebih besar dengan menjawab kebutuhan akan empon-empon yang dianggap dapat meningkatkan daya tahan tubuh.