Survei Visa: Minat Terhadap Perbankan Terus Meningkat

Iman Firmansyah Suara.Com
Selasa, 20 Juni 2023 | 07:30 WIB
Survei Visa: Minat Terhadap Perbankan Terus Meningkat
Visa Contactless Talk: “Memasuki Era Virtual Banking di Indonesia”. (Dok: Visa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Consumer Payment Attitudes Study 2022 Visa yang dilakukan di Indonesia menemukan bahwa setidaknya 8 dari 10 konsumen menunjukkan ketertarikan untuk membuka rekening virtual bank, terutama kalangan affluent dan generasi muda.

Head of Products and Solutions Visa Indonesia, Dessy Masri, memaparkan, minat terhadap virtual banking meingkat dari tahun ke tahun, yaitu 75% di 2020, 86% di 2021 hingga kini 88% di 2022. Generasi muda dan kaum affluent yang paling berminat, dengan Gen Y dan kaum Affluent pada 93% dan Gen Z di 91%.

“Visa membangun masa depan pergerakan uang (money movement) dengan berbagai inovasi yang memudahkan layanan keuangan digital di Indonesia,” ucapnya.

Senada dengan temuan tersebut, Nailul Huda, Peneliti Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economic and Financial (INDEF) juga menyatakan bahwa digitalisasi keuangan merupakan suatu keniscayaan.

“Masyarakat sudah mulai malas untuk transaksi keuangan dengan secara fisik seperti pergi ke kantor cabang ataupun ke ATM. Kini, mereka cenderung lebih sering menggunakan online banking ataupun mobile apps,” tuturnya.

Salah satu alasan tingginya minat terhadap perbankan digital adalah karena bisa bisa mengakses berbagai layanan secara digital tanpa harus pergi ke kantor cabang. Hal ini turut membantu masyarakat yang sebelumnya belum terlayani bank konvensional untuk lebih mudah membuat dan memiliki rekening bank, sehingga membantu inklusi keuangan.

Di sisi lain, peningkatan inklusi keuangan ini belum berbanding lurus dengan tingkat literasi keuangan.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 oleh OJK menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 85,10%. Namun, indeks literasi keuangan masih di angka 49,68%.

“Artinya, banyak orang yang memiliki akun bank, tapi tidak paham terhadap produk-produk keuangannya. Ini bisa berbahaya karena mereka jadi rentan terhadap penipuan. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mengurangi risiko tersebut,” papar Huda lagi.

Baca Juga: Mencari Pekerjaan di Jakarta Job Fair 2023

Visa sebagai penyedia jaringan pembayaran global ini memahami pentingnya edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan ini, dan siap bekerja sama dan bersinergi dengan semua pihak untuk mengedukasi masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI