Modal Asing yang Kabur dari Pasar Modal Tembus Rp 61,91 Triliun

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:01 WIB
Modal Asing yang Kabur dari Pasar Modal Tembus Rp 61,91 Triliun
Ilustrasi modal asing.

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja pasar saham di Indonesia. Dalam hal ini, modal asing yang sudah hengkang di pasar modal cukup besar.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengatakan, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) di Bursa Efek Indonesia.

"Investor non-residence pada Juli 2025 membukukan net sell Rp 8,34 triliun secara bulanan (mtd). Sedangkan modal keluar pada bulan Juli, secara total sejak awal tahun investor asing tercatat telah menarik dananya dari bursa saham domestik hingga Rp 61,91 triliun," ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, secara virtual, Senin (4/8/2025).

Sedangkan, kapitalisasi pasar bursa tercatat mencapai Rp 13.492 triliun. Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan likuiditas transaksi di bursa ikut meningkat.

"Rata-rata nilai transaksi saham pada Juli 2025 mencapai Rp 13,42 triliun (ytd), naik dari akhir Juni 2025 dengan nilai Rp 13,29 triliun dan sudah lebih baik ari rata2 nilai transaksi 2024 senilai Rp 12,85 triliun," jelas Inarno.

Inarno menyampaikan per 31 Juli 2025, IHSG membukukan kinerja positif dan berada di level 7.484 mengalami penguatan 5,71% dalam sebulan dengan seluruh sektor perdagangan membukukan kinerja positif.

"Nilai kapitalisasi pasar pada bulan Juli 2025 menyentuh rekor tertinggi (all time high) selama tiga hari berturut-turut. Puncaknya pada 29 Kuli 2026, dengan nilai sebesar Rp 13.700 triliun," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memastikan indikator ekonomi di hampir seluruh belahan dunia membaik dan tercatat di atas ekspektasi.

"Hal ini ditunjukkan dari kinerja manufaktur dan perdagangan global yang meningkat, serta rilis pertumbuhan ekonomi untuk beberapa negara utama pada kuartal II 2025, terutama Amerika Serikat (AS) dan China yang lebih baik dari ekspektasi sebelumnya," imbuhnya.

Baca Juga: Literasi Keuangan Digenjot, Remaja Rentan Jadi Korban Investasi Saham Abal-abal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI