Namun, laba yang tinggi itu lambat laun mulai menurun, di mana laba bersih pada 2018 hanya Rp 1 Triliun. Kemudian, pada tahun 2020 kondisi keuangan emiten bersandi saham WSKT ini justru berbalik merugi.
"Nah kemudian dia menurun drastis 2020, bahkan sampai minus Rp 9,3 (triliun) karena ada impairment. Jadi ini memang signifikan sekali dari laba Rp 4,2 (triliun) dan Rp 4,6 (triliun)," ujar Tiko dalam power Lunch CNBC Indonesia yang dikutip, Selasa (20/6/2023).
Akan tetapi, beber Tiko, Waskita kembali meraih laba pada tahun 2021 yang sebesar Rp 1,8 triliun dan di tahun 2022 sebesar Rp 1,7 triliun.
"Artinya apa? Artinya 2018 pernah mencapai laba yang besar sekali, tapi dengan margin tipis, margin tipis ini. Nanti saya tunjukan dengan cash flownya. cash flow-nya negatif," kata dia.