Adapun keunggulan dari kapsurula ini ialah ramah lingkungan dan memiliki ketahanan yang lebih lama ditaksir mencapai hingga 40 tahun. Dengan demikian, warga tidak perlu mengganti kapsul rumput laut setiap 3 bulan dan biaya untuk operasional bertani pun menjadi berkurang.
Dengan adanya Kapsurula, penggunaan botol plastik di lingkungan laut pun dapat ditekan, sehingga potensi dampak mikroplastik di laut juga dapat berkurang. Kelebihan lainnya, Kapsurula diberi cat reflector berwarna agar dapat menjadi navigasi jalur kawasan rumput laut, ini dapat mengurangi konflik sosial di Kampung Tihi-Tihi.
Pasalnya, botol plastik yang transparan sering tidak nampak di permukaan menyebabkan kapal yang melintas mengganggu daerah budidaya rumput laut. Hingga saat ini, Kapsurula diproduksi secara mandiri oleh warga Tihi-Tihi dan telah menghasilkan sekitar 1000 Kapsurula.
Selain itu, Manager CSR & Relations Badak LNG Putra Peni Luhur Wibowo, mengatakan kedepan Badak LNG juga berkomitmen akan menjadikan Tihi-Tihi menjadi salah satu objek destinasi wisata di atas air.
“Potensi Tihi-Tihi sangat besar untuk kita kembangkan. Tentu ini tidak hanya melibatkan kami saja, kami juga turut melibatkan stakeholder lain seperti Dinas Pariwisata yang secara kolaboratif akan mewujudkan cita-cita ini,” ungkapnya.
Melalui MENARA MARINA, Badak LNG berkomitmen untuk mengembangkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup nelayan, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Program ini adalah wujud nyata dari misi Badak LNG untuk terus maju bersama masayarakat meninggalkan jejak kebermanfaatan yang berkelanjutan.