Remaja Jadi Kunci Keberhasilan Pembangunan Bangsa Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 15 Januari 2024 | 12:49 WIB
Remaja Jadi Kunci Keberhasilan Pembangunan Bangsa Indonesia
Ilustrasi generasi muda millenial/remaja. [Shutterstock]

Suara.com - Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengatakan remaja menjadi kunci keberhasilan pembangunan kualitas bangsa Indonesia di masa depan. Karena itu, menjabarkan materi-materi yang dapat disosialisasikan bagi remaja dalam merencanakan kehidupan berkeluarga menjadi penting.

Menurut dokter Hasto, kesiapan untuk berkeluarga banyak sekali dan itu harus dimulai dari remaja. Untuk itu, ia menilai pentingnya keberadaan posyandu remaja untuk bisa menyampaikan bagaimana 10 dimensi kesiapan berkeluarga itu.

"Saya sepakat untuk membangun posyandu remaja, dan memang jumlah remaja kita cukup besar di mana usia produktif mencapai kira-kira 70 persen dan yang tidak produktif kira-kira 30 persen. Sehingga kita katakan sebagai bonus demografi," tandas Dokter Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/1/2024).

Remaja menjadi bagian yang sangat menentukan bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan. Kata dokter Hasto, kalau remaja putus sekolah, kawin usia muda, kemudian hamil dengan jarak dekat, dan kemudian tidak bekerja dan seterusnya, maka akan menjadi mis-demographic dividend. Artinya, penduduk yang besar ini akan menjadi musibah, bukan berkah. Kuncinya ternyata ada pada remaja.

"Nah, itulah pentingnya posyandu remaja,” papar Dokter Hasto.

Pada bagian lain, dokter Hasto menuturkan bahwa isu stunting yang harus disosialisasikan pada posyandu remaja antara lain tentang penyebab stunting. Di antaranya asupan gizi yang kurang bagus, tidak imunisasi sehingga suka sakit-sakitan atau pola asuh yang kurang bagus. Termasuk juga dampak stunting seperti tidak cerdas dan sakit-sakitan di hari tua.

Remaja juga harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga.

“Mereka harus tahu bagaimana fungsi agama bahwa remaja laki-laki menjadi khalifah atau pemimpin di dalam keluarga," urai dokter Hasto.

Dokter Hasto mengatakan remaja laki-laki harus memiliki nilai lebih dari segi ilmu, dari usia dan lebih dari sisi kedewasaan dan finansial. Karena bagaimanapun juga laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga.

Baca Juga: Usai Bertemu Wapres Ma'ruf Amin, Istri dan Anak Gus Dur Lanjut Temui SBY di Cikeas

"Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh dalam menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” tandas dokter Hasto.

Terkait dengan prekonsepsi lebih penting dari prewedding, juga penting disosialisasikan. Kata dokter Hasto, sudah sunnatullah bahwa kualitas sel telur perempuan disiapkan sejak tiga bulan sebelum terjadinya pembuahan. Begitu pula sperma, terbentuk pada 73 sampai 75 hari sebelum pembuahan terjadi.

Ia juga menjelaskan bahaya pernikahan pada usia muda. Dampak perkawinan yang terlalu muda, katanya, bisa juga disampaikan di posyandu remaja.

"Allah sudah menyiapkan manusia bahwa panggul perempuan berukuran 10 cm apabila berumur 20 tahun. Tetapi kalau umur 16 atau 17 tahun, apalagi 15 tahun, kalau nikah lalu hamil berbahaya karena panggulnya belum tentu 10 cm," jelas dokter Hasto.

Lanjut dokter Hasto, Allah menciptakan diameter kepala bayi 9-10 cm. Allah juga membuat diameter panggul perempuan 10 cm, tetapi Allah menciptakan kepala bayi yang akan lewat panggul 9,8 sampai 9,9 cm.

"Ini yang ngatur Allah ya. Saya kira ini menjadikan mudah-mudahan tauhid kita meningkat ketika kita mempelajari ilmu-ilmu dari alam ini. Hamil terlalu muda dan melahirkan terlalu muda risikonya juga banyak pendarahan, robek jalan lahirnya, kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi,” tambahnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI