Kinerja Manufaktur Positif, Tak Ada Deindustrialisasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 29 Maret 2024 | 10:37 WIB
Kinerja Manufaktur Positif, Tak Ada Deindustrialisasi
Ilustrasi Perusahaan Manufaktur.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Manufaktur itu kurang lebih 40 persen dari aktivitas formal atau orang yang bekerja dengan gaji tetap. Di Indonesia aktivitas formal hanya 40 persen, nah manufaktur itu 40 persen dari 40 persen tersebut. Jadi sangat dominan," terangnya.

Sektor manufaktur juga menjadi penyumbang pajak tertinggi di Indonesia.

"Artinya, manufaktur ini sangat signifikan bagi ekonomi Indonesia, karena value added-nya paling besar, penyerapan tenaga kerja juga paling besar, aktivitas formal yang memberikan gaji tetap juga paling besar, sehingga penerimaan pajak juga paling besar dari manufaktur. Nah, jadi jelas bahwa manufaktur sangat penting," paparnya.

Data menunjukkan kapasitas produksi terpakai pada kuartal IV-2023 mencapai 73,91 persen, meningkat dibandingkan kuartal IV-2022 yakni sebesar 71,49 persen. Ini menandakan industri manufatur masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi.

Dengan performa tersebut, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal IV-2023 (y-on-y), industri manufaktur menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian Indonesia, yakni sebesar 0,85%. Industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada 2023 (c-to-c) yakni sebesar 0,95%. Pada 2023 sektor industri pengolahan tumbuh 4,64% (c-to-c).

Kiki menyebut manufaktur di Indonesia juga berjalan beriringan dengan sektor jasa. Menurutnya, semakin tinggi manufaktur maka secara otomatis semakin tinggi nilai tambah jasanya.

"Kalau kita lihat sektor jasa di Indonesia nilai tambahnya paling tinggi, akan tetapi jika dilihat daya saing sektor jasa selalu negatif dan tidak kompetitif. Jadi agar Indonesia bisa kompetitif sektor yang harus digenjot adalah manufaktur," katanya.

Penarik Investasi Asing

Kiki menekankan bahwa penting sekali untuk mendukung sektor manufaktur demi meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Manufaktur dapat mengaitkan antara investasi asing jangka panjang dengan nett export. Menurutnya, daya saing sebuah negara dilihat dari kemampuan sebuah negara bersaing dalam ekspor impor dan terlihat dari kemampuan menarik investasi asing. Apalagi Indonesia sebagai negara berkembang pastinya butuh investasi asing.

Baca Juga: PMI Manufaktur Nasional Ekspansif Jadi Momentum Pemerintah Keluarkan Kebijakan Yang Pro Industri

"Nah yang mengaitkan daya saing dengan investasi itu adalah manufaktur. Jadi, sektor manufaktur sangat penting, kalau sektor jasa hanya akibat saja. Artinya, di negara berkembang, jika sektor manufakturnya bagus tentu saja sektor jasanya juga bagus," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI