"Saya berharap demonstration site yang telah dilaksanakan di Subak Bengkel menjadi momentum berharga, bukan hanya sebagai lokasi pengembangan dan pemeliharaan air, juga menjadi pusat pengkajian pelestarian budaya subak, pelestarian ekologi dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan pangan yang berkualitas,” tandas Bupati Tabanan.
Ia juga menaruh harapan akan lebih banyak masyarakat Tabanan, khususnya generasi muda tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Sehingga budaya subak sebagai dasar pertanian di Bali tetap lestari sebagai warisan budaya adiluhung.
Rahmah Ellfithri, perwakilan UNESCO menyatakan selamat atas penetapan Subak Tabanan sebagai salah satu UNESCO Ecohydrology Demonstration Sites.
Juga mengapresiasi kekompakan semua pihak, baik dari Universitas Muhammadiyah Malang yang memberikan dukungan saintifik, mau pun dari Bupati Tabanan dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang mendukung implementasi metodologi ini.
Sedangkan Profesor Doktor Nazaruddin Malik, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang menjelaskan dipilihnya Subak Desa Bengkel sebagai lokasi implementasi teknologi karena Tabanan dikenal sebagai lumbung padi secara nasional.
"Mudah-mudahan menjadi pelajaran serta menarik minat masyarakat khususnya anak muda untuk menjadi pelopor membangun tanah Indonesia dengan kembali ke gaya lokal kita yang kokoh dan luhung,” sambut Profesor Doktor Nazaruddin Malik.