Lebih lanjut ia menambahkan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional, Pemerintah pada tahun 2024 ini menambah alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton secara nasional. Penambahan tersebut juga diberikan untuk petani di Merauke.
Alokasi pupuk bersubsidi Urea di Merauke saat ini mencapai 8.730 ton, atau 72,4 persen lebih banyak dibandingkan alokasi di awal 2024, yaitu 5.065 ton. Kemudian alokasi NPK terbaru sebanyak 14.322 ton atau ditambah 125,3 persen dari alokasi semua sebesar 6.360 ton.
Untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Merauke, Pupuk Indonesia juga menyiapkan fasilitas penunjang. Antara lain tiga unit gudang Lini III dengan kapasitas total 6.000 ton. Kemudian dua Distributor, 55 Kios serta sebanyak tiga Petugas Lapang yang akan memastikan penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat distributor dan kios dapat berjalan dengan baik.
Lebih lanjut Rahmad Pribadi menambahkan, dari hasil tinjau lapangan, wilayah Merauke memiliki tanah pertanian cukup baik, subur dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Mengingat saat ini rata-rata produktivitas padi di Merauke masih di angka 3 hingga 4 ton per Hektare.
Sementara lahan pertanian di Merauke terbilang luas. Contohnya Kampung Telaga Sari memiliki lahan pertanian sekitar 1.058 Hektare untuk tanaman padi. Untuk itu Pupuk Indonesia mendorong percepatan penebusan pupuk bersubsidi agar produktivitas di Merauke dapat ditingkatkan.
“Pertanian di sini juga telah dikunjungi Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo beberapa waktu lalu. Merauke ini unik, saat harga beras dimana-mana naik, disini selalu lebih murah. Nah ini penting untuk ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.