Suara.com - Indonesia sedang berada di ambang perubahan besar dalam hal transisi energi, yang tidak hanya menyangkut pengurangan ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis sumber daya alam yang dimiliki.
Salah satu sektor yang semakin mendapatkan perhatian adalah ekosistem baterai listrik, yang menjadi kunci dalam pengembangan kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan.
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya mineral yang melimpah, berpotensi besar untuk memainkan peran utama dalam industri baterai listrik global. Dalam konteks ini, MIND ID memposisikan diri sebagai pionir dalam merangkai ekosistem baterai listrik di Indonesia.
MIND ID, yang merupakan perusahaan holding BUMN sektor pertambangan, tengah bertransformasi menjadi pemain utama dalam industri hilirisasi mineral yang mendukung pengembangan baterai listrik di Asia Tenggara.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, sekitar 52% dari cadangan nikel global, yang menjadikannya pemain kunci dalam industri baterai listrik.
Nikel merupakan bahan baku utama dalam pembuatan baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik (EV) dan penyimpanan energi terbarukan. Sebagai contoh, setiap baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan listrik modern membutuhkan sekitar 30-60 kg nikel.
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan nikel sulfat dan prekursor baterai, yang merupakan bahan olahan nikel yang sangat dibutuhkan oleh pabrik baterai global.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menegaskan pentingnya langkah ini dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia.
"Indonesia memiliki sumber daya nikel yang sangat besar, yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik. Dengan posisi ini, kami melihat peluang besar untuk tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga untuk mengembangkan industri hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing Indonesia di pasar global. Ini adalah wujud komitmen kami dalam mendukung hilirisasi yang berkelanjutan sekaligus menjaga ketahanan industri strategis Indonesia di masa depan," ungkap Dilo ditulis Senin (11/11/2024).
Baca Juga: MIND ID Pastikan Cadangan Mineral Mencukupi untuk Mendukung Hilirisasi Berkelanjutan
MIND ID telah memulai berbagai langkah strategis untuk membangun ekosistem baterai listrik yang terintegrasi. Salah satunya adalah investasi dalam pembangunan smelter dan fasilitas pengolahan nikel di Indonesia Timur.
Proyek ini bertujuan untuk mengolah nikel menjadi produk olahan bernilai tambah tinggi, seperti nikel sulfat dan prekursor baterai, yang kemudian dapat dipasok ke produsen baterai dan kendaraan listrik global.
"Keberhasilan hilirisasi nikel tidak hanya tentang menambah nilai ekonomi, tetapi juga memastikan Indonesia dapat mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami ingin agar ekosistem baterai listrik yang kami bangun dapat mengintegrasikan semua sektor, dari hulu hingga hilir, dengan tujuan utama menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan mengurangi dampak lingkungan. Tentunya, sebagai perusahaan yang memiliki visi untuk menjadi perusahaan kelas dunia, langkah-langkah strategis ini sudah kami rumuskan, dan kami harap dapat menjadi solusi jangka panjang bagi industri pertambangan dan manufaktur Tanah Air,” tutup Dilo.
Langkah ini juga sejalan dengan program pemerintah Indonesia dalam memajukan kendaraan listrik, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin gencar didorong untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Melalui kerja sama dengan berbagai mitra global dan domestik, MIND ID berharap bisa mendorong percepatan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik, termasuk stasiun pengisian baterai dan sistem distribusi yang efisien.
Namun, perjalanan menuju pembangunan ekosistem baterai listrik tidak lepas dari tantangan.