BPDPKS Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor Sawit

Kamis, 21 November 2024 | 17:49 WIB
BPDPKS Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor Sawit
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar sosialisasi terkait pelaksanaan eksportasi dan pungutan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya di Hotel Ciputra World Surabaya, Kamis, (21/11/2024). (Dok: BPDPKS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Lebih jauh Normansyah menjelaskan, penyesuaian tarif dilakukan untuk meningkatkan daya saing harga komoditas kelapa sawit dan memberikan nilai tambah harga tandan buah segar di tingkat petani diperlukan penyesuaian nilai pungutan dana perkebunan atas ekspor kelapa sawit, crude palm oil, dan/atau produk turunannya.

"Kami melihat bahwa ekspor kelapa sawit kita ini, daya saingnya sedikit terganggu, dan kita melakukan penyesuaian supaya daya saing ekspor kelapa sawit kita kembali seperti semula," jelas Normansyah.

Jika dilihat, lanjut Norman, data ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti China dan Pakistan rata-rata mengalami penurunan. Penyesuaian tarif pungutan ekspor ini diharapkan dapat membantu pelaku industri kelapa sawit kembali bergairah.

Sebagai informasi, industri kelapa sawit memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 4,9% sampai dengan kuartal III/2024.

Sementara produk domestik bruto (PDB) pada sektor pertanian dan perkebunan tumbuh 1,69%, dan sektor industri pengolahan non-migas sebesar 4,23%. Ini artinya, komoditas kelapa sawit menjadi salah satu motor penggerak pada kedua sektor tersebut.

Jika ditinjau dari sisi ekspor, industri kelapa sawit juga merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk ekspor non-migas Indonesia. Mengacu data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor non-migas Indonesia tercatat sebesar US$181,14 miliar sampai dengan September 2024. Di mana, sebanyak kurang lebih US$14,43 miliar atau sebesar 10,18% berasal dari ekspor lemak dan minyak hewan dan nabati yang didominasi oleh minyak kelapa sawit. Data-data tersebut mengukuhkan peran strategis dari industri kelapa sawit bagi perkebunan Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI