Namun, 1MDB lebih dikenal karena skandal korupsi besar-besaran yang melibatkan pejabat tinggi pemerintah, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
![Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak menyatakan akan banding ke Mahkamah Banding dalam jumpa pers usai sidang di Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur, Selasa (28/7/2020). [ANTARA FOTO/Agus Setiawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/29/24150-najib-razak.jpg)
Skandal dan Kontroversi
1MDB menjadi sorotan dunia setelah terungkap bahwa miliaran dolar AS dialihkan secara ilegal untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian barang mewah, properti, dan pendanaan film Hollywood.
Skandal ini melibatkan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura, serta mengakibatkan tuntutan hukum dan pengembalian aset.
Skandal 1MDB tidak hanya merugikan keuangan negara Malaysia, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga keuangan. Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
3. Danantara: Lembaga Investasi Indonesia Era Prabowo Subianto
Danantara adalah lembaga investasi atau SWF yang didirikan di Indonesia dengan fokus pada optimalisasi pengelolaan aset negara melalui konsolidasi dalam dana investasi nasional.
Berbeda dengan Temasek dan 1MDB, Danantara lebih berskala nasional dan berorientasi pada proyek-proyek sosial dan lingkungan. Lembaga ini bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi inklusif melalui investasi di sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan energi terbarukan.
Selain itu, Danantara juga akan investasi di sektor pangan dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan nasional serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan dalam negeri.
Baca Juga: Kronologi Kasus Mega Korupsi 1MDB yang Guncang Malaysia, Publik Khawatir Nasib Danantara
Pada tahap awal, Danantara diproyeksikan memiliki pendanaan sebesar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 320 triliun).