Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!

Rabu, 09 April 2025 | 12:53 WIB
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Perbandingan dengan pasar ASEAN lain memberikan pelajaran berharga. Filipina berhasil mengurangi ketergantungan pada modal asing dengan memperkuat partisipasi dana pensiun domestik. Vietnam agresif menarik investasi langsung (FDI) di sektor manufaktur berteknologi tinggi, membuat pasarnya kurang volatil. Sementara itu, otoritas keuangan Indonesia dinilai masih berkutat pada isu klasik koordinasi yang kurang optimal. Kebijakan yang jelas, konsisten, dan komunikasi yang transparan dari otoritas sangat penting untuk membangun kepercayaan pasar. Sebaliknya, kebijakan yang ambigu atau respons yang lambat dapat mengikis kepercayaan dan membuat pasar semakin rentan.

Peristiwa pahit di pasar modal hari ini harus menjadi peringatan keras. Mengandalkan circuit breaker saja tidak cukup. Perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap akar kerentanan pasar modal Indonesia. "Upaya pendalaman pasar harus digenjot lebih serius. Mendorong pertumbuhan reksa dana domestik, dana pensiun, dan asuransi sebagai investor institusional jangka panjang adalah kunci. Edukasi dan literasi keuangan bagi investor ritel perlu ditingkatkan," katanya.

Dari sisi regulator, peningkatan pengawasan pasar dengan memanfaatkan teknologi (RegTech/SupTech) menjadi keharusan. Penyempurnaan aturan main, penegakan hukum yang tegas, serta peningkatan kualitas GCG emiten perlu menjadi prioritas. Yang tak kalah penting, otoritas perlu lebih gesit dalam membaca dinamika global dan domestik, melakukan asesmen risiko secara berkala, dan menyiapkan langkah mitigasi yang lebih berlapis dan antisipatif.

Krisis ini seharusnya menjadi cermin kegagalan pembelajaran di masa lalu. Menyalahkan faktor eksternal adalah respons yang mudah, namun berbenah diri dari dalam adalah langkah krusial untuk masa depan pasar modal Indonesia yang lebih kuat, stabil, dan kredibel. Sudah saatnya Indonesia berhenti sekadar bereaksi dan mulai membangun fondasi ketahanan yang sesungguhnya, didukung oleh keberanian politik untuk melakukan reformasi yang mendasar. Jika tidak, Indonesia akan terus menjadi "pasien kronis" di tengah gejolak pasar keuangan global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI