Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 16 April 2025 | 11:02 WIB
Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS
Boeing 737 Max 8 dipamerkan di Farnborough, Inggris pada Juli 2018. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menanggapi sikap Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145 persen pada produk-produk asal China, pemerintah China menginstruksikan maskapai-maskapai penerbangan mereka untuk menangguhkan penerimaan pengiriman pesawat jet baru dari Boeing.

Dikutip via Reuters, perintah tersebut dikeluarkan di tengah rencana tiga maskapai penerbangan terbesar di Tiongkok, yaitu Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines, untuk menerima pengiriman masing-masing sebanyak 45, 53, dan 81 unit pesawat Boeing dalam kurun waktu antara tahun 2025 hingga 2027.

Reaksi pasar terhadap berita ini cukup signifikan, dengan saham Boeing yang langsung mengalami penurunan sebesar 0,5 persen. Perlu dicatat bahwa China merupakan salah satu pasar yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat tersebut.

Merujuk pada laporan yang sama, konflik perdagangan yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump ini turut menyeret industri kedirgantaraan global ke dalam pusarannya.

Akibat dari perang dagang ini, berbagai pihak terkait seperti produsen pesawat, perusahaan penerbangan, serta para pemasok komponen, kini tengah melakukan peninjauan ulang terhadap kontrak-kontrak bernilai miliaran dolar yang sebelumnya telah disepakati.

Proses peninjauan ulang ini dipicu oleh langkah pemasok asal AS, Howmet Aerospace (HWM.N), yang memulai diskusi baru terkait dengan pihak mana yang seharusnya menanggung beban biaya tarif yang diberlakukan.

Lebih lanjut, ketidakjelasan yang timbul akibat perubahan tarif ini juga menyebabkan ketidakpastian dalam jadwal pengiriman pesawat. Beberapa pimpinan eksekutif maskapai penerbangan bahkan menyatakan bahwa mereka akan memilih untuk menunda penerimaan pesawat daripada harus membayar bea masuk yang baru.

Sebagai informasi, The Boeing Company adalah sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang desain, manufaktur, dan penjualan pesawat terbang, roket, satelit, telekomunikasi, dan rudal di seluruh dunia. Didirikan oleh William Boeing pada tahun 1916, perusahaan ini telah tumbuh menjadi salah satu produsen pesawat komersial dan militer terbesar di dunia.

Boeing memiliki dua unit bisnis utama:

Baca Juga: Bahlil Usul Impor Minyak Hingga LPG dari AS Senilai USD10 Miliar

  • Boeing Commercial Airplanes (BCA): Divisi ini fokus pada pengembangan, produksi, dan pemasaran pesawat komersial untuk maskapai penerbangan di seluruh dunia. Beberapa produk ikonik dari BCA termasuk seri Boeing 737, 747, 777, dan 787 Dreamliner.
  • Boeing Defense, Space & Security (BDS): Divisi ini bertanggung jawab atas pengembangan dan produksi sistem pertahanan, pesawat militer, satelit, sistem luar angkasa, dan layanan keamanan global. Produk-produk BDS meliputi pesawat tempur, helikopter, pesawat pengintai, sistem rudal, dan wahana antariksa.

Selain kedua divisi utama tersebut, Boeing juga memiliki unit bisnis lain yang menyediakan layanan keuangan (Boeing Capital Corporation) dan layanan purna jual serta dukungan teknis (Boeing Global Services).

Boeing memiliki fasilitas manufaktur dan perakitan utama di berbagai lokasi di Amerika Serikat dan juga beroperasi secara global melalui anak perusahaan dan kantor perwakilan di berbagai negara. Perusahaan ini dikenal karena inovasi teknologi, kualitas produk, dan kontribusinya yang signifikan terhadap industri penerbangan dan pertahanan global.

Potensi Pelemahan Saham Boeing Terkait Perang Dagang AS vs China

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China memiliki potensi signifikan untuk melemahkan saham Boeing karena beberapa alasan utama:

Kehilangan Pasar Utama: China merupakan salah satu pasar terbesar dan paling penting bagi divisi pesawat komersial Boeing. Perintah penangguhan pengiriman pesawat oleh maskapai-maskapai China secara langsung mengurangi potensi pendapatan dan keuntungan Boeing dalam jangka pendek hingga menengah. Hilangnya akses atau pembatasan akses ke pasar yang begitu besar dapat memberikan tekanan serius pada kinerja keuangan perusahaan.

Ancaman Pembalasan Lebih Lanjut: Jika tensi perdagangan antara kedua negara terus meningkat, ada risiko bahwa China dapat memberlakukan tindakan pembalasan lebih lanjut yang merugikan Boeing. Ini bisa berupa pembatalan pesanan yang sudah ada, pengenaan tarif impor terhadap pesawat Boeing, atau preferensi terhadap produsen pesawat alternatif (seperti Airbus).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI