IHSG Diprediksi Bisa Terkoreksi Hari Ini, Simak Saham-saham Pilihan

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 22 April 2025 | 08:45 WIB
IHSG Diprediksi Bisa Terkoreksi Hari Ini, Simak Saham-saham Pilihan
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan bisa mengalami koreksi pada perdagangan Selasa (22/4/2025).

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan, banyak faktor yang membuat IHSG bisa terkoreksi. Misalnya, carut-marutnya keuangan di Amerika Serikat (AS).

Hal ini dipicu dari Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell.

"Aksi Trump tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar soal independensi bank sentral, di tengah belum adanya kemajuan penting dalam pembicaraan dagang global," ujarnya dalam risetnya yang dikutip, Selasa (24/4/2025).

Kekhawatiran itu membuat bursa saham AS Wall Street ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 2,48 persen, S&P 500 turun 2,36 persen, dan Nasdaq Composite turun 2,55 persen.

Selain sentimen Trump, sebut Fanny, penurunan tersebut terutama disebabkan oleh tekanan pada saham-saham teknologi raksasa atau ‘Magnificent Seven’. Saham Tesla turun 5,8 persen, Nvidia turun lebih dari 4 persen, Amazon dan Meta juga melemah 3 persen, sementara Caterpillar turun 2,8 persen.

Presiden AS, Donald Trump (Instagram)
Presiden AS, Donald Trump (Instagram)

Melalui platform Truth Social, Trump menyebut Powell sebagai ‘Mr. Too Late, seorang pecundang besar’ dan menuntut agar The Fed segera memangkas suku bunga. Bahkan, Trump sempat mengisyaratkan kemungkinan pemecatan Powell, sesuatu yang menurut penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett sedang dipelajari.

"Komentar Trump membuat dolar AS makin tertekan, jatuh ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, emas justru melonjak tajam hingga menembus level rekor baru di atas USD3.400 per ons, menandakan investor beralih ke aset safe haven," kata Fanny.

Sementara, lanjut dia, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada Senin (21/4/2025). Di sisi lain, bank sentral China mempertahankan suku bunga pada saat yuan berada di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan China-Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Wall Street Terguncang, IHSG Diprediksi Melemah Pasca Asing Jual Saham Bluechip

Di China, CSI 300 naik 0,33 persen dan Shanghai Composite menguat 0,45 persen, setelah Bank Sentral China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama di 3,1 persen untuk tenor 1 tahun. Selain itu, suku bunga pinjaman tenor 5 tahun di 3,6 persen.

Sedangkan di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,30 persen dan indeks Topix melemah 1,18 persen. Sementara itu, di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,28 persen, sementara indeks Kosdaq turun 0,32 persen. Di sisi lain, pasar saham Australia dan Hong Kong masih libur dalam rangka perayaan Paskah.

"IHSG hari ini tendensi koreksi mendekati support 6400, seiring dengan Presiden Trump yang terus desak The Fed cut suku bunga dan ini dapat mengacaukan independency the Fed," beber Fanny.

Sementara itu, riset dari BRI Danareksa Sekuritas menyebut, secara tren jangka panjang, IHSG masih berada dalam tren bearish. Meskipun, perdagangan terakhir, IHSG menguat tipis sebesar 0,12 persen menuju level 6,445.

Selain itu, Pada perdagangan kemarin indeks di bursa Wall Street ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 2,48 persen ke level 38.170,41 Indeks S&P 500 ditutup melemah 2,36 persen ke level 5.158,20 dan Nasdaq melemah 2,55 persen ke level 15.870,90.

"Saat ini, IHSG masih mempunyai potensi untuk berjalan konsolidasi diantara support terdekatnya pada level 6.309 dan resistance terdekatnya pada level 6.511," kata BRI Danareksa dalam risetnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI