Bahlil: Putusan Tambahan LPG Hingga BBM dari AS Belum Final

Jum'at, 02 Mei 2025 | 14:10 WIB
Bahlil: Putusan Tambahan LPG Hingga BBM dari AS Belum Final
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa rencana peningkatan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS) masih dalam tahap negosiasi antara tim Indonesia dan Pemerintah AS.

Pernyataan ini disampaikan Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (2/5/2025).

"Kami sampai dengan sekarang belum melakukan eskalasi terhadap impor tambahan," tegas Menteri Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa implementasi rencana peningkatan impor sejumlah komoditas energi dari Negeri Paman Sam tersebut sangat bergantung pada hasil negosiasi yang saat ini tengah berlangsung. Tim negosiasi dari pemerintah Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat untuk melakukan pembahasan intensif dengan pihak terkait di pemerintahan AS.

Bahlil juga menyinggung bahwa dirinya telah melakukan diskusi awal mengenai isu peningkatan impor ini dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Namun, pembicaraan tersebut belum menghasilkan kesepakatan konkret mengenai poin-poin yang akan menjadi fokus dalam negosiasi dengan Amerika Serikat.

"Sampai dengan sekarang, tim negosiasi dengan pemerintah Amerika lagi berjalan. Belum ada satu keputusan yang pasti," ulangnya, menekankan bahwa proses negosiasi masih memerlukan waktu dan pembahasan lebih lanjut.

Rencana pemerintah Indonesia untuk meningkatkan impor komoditas energi dari Amerika Serikat merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara. Menteri Bahlil sebelumnya menjelaskan bahwa meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) RI menunjukkan surplus neraca dagang Indonesia sebesar 14,5 miliar dolar AS, angka yang tercatat di pihak AS justru lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian data dan menjadi salah satu pendorong pemerintah untuk mencari cara menyeimbangkan arus perdagangan.

Salah satu langkah konkret yang dipertimbangkan adalah mengalihkan sumber impor LPG, minyak mentah (crude oil), dan BBM secara langsung dari Amerika Serikat dengan nilai potensi transaksi yang diperkirakan melebihi 10 miliar dolar AS. Langkah ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi ketidakseimbangan neraca perdagangan yang tercatat oleh AS.

Secara lebih rinci, rencana peningkatan impor ini mencakup perubahan signifikan dalam komposisi sumber impor energi Indonesia. Untuk LPG, pemerintah berencana meningkatkan porsi impor dari AS yang saat ini berada di kisaran 54 persen menjadi antara 65 hingga 80 persen. Peningkatan ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjadikan AS sebagai salah satu pemasok utama LPG bagi Indonesia.

Baca Juga: Ekonomi Merosot, Pengangguran Bertambah 241 Ribu di Amerika

Sementara itu, impor minyak mentah (crude oil) dari AS yang saat ini masih sangat rendah, di bawah 4 persen dari total impor, ditargetkan untuk ditingkatkan secara drastis menjadi lebih dari 40 persen. Langkah ini akan membawa perubahan besar dalam diversifikasi sumber impor minyak mentah Indonesia, yang selama ini mungkin lebih bergantung pada negara-negara di kawasan Timur Tengah atau Afrika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI