Ganggu Investasi, Mantan Jenderal Bintang Empat Ini Minta Preman Dihabisi

Jum'at, 02 Mei 2025 | 15:44 WIB
Ganggu Investasi, Mantan Jenderal Bintang Empat Ini Minta Preman Dihabisi
Mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BYD, perusahaan otomotif listrik raksasa yang berasal dari China, saat ini tengah dalam tahap pembangunan pabrik megah di kawasan Subang Smartpolitan. Nilai investasi yang digelontorkan BYD untuk fasilitas manufaktur ini mencapai angka fantastis, yakni Rp11,7 triliun. Perusahaan dengan logo tiga huruf ini optimis bahwa fasilitas produksi yang digadang-gadang akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara ini akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2026.

Kehadiran BYD diyakini tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat akan kendaraan listrik ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi besar untuk melakukan ekspor ke negara-negara tetangga, menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang strategis.

Sementara itu, Vinfast, produsen kendaraan listrik kebanggaan Vietnam, juga telah menunjukkan keseriusannya dalam berinvestasi di Indonesia dengan memulai pembangunan pabriknya di Subang sejak tahun 2024. Dengan alokasi dana investasi tahap awal yang mencapai US$200 juta atau setara dengan sekitar Rp3,2 triliun, pabrik yang berdiri kokoh di atas lahan seluas lebih dari 100 hektar ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi yang impresif, mencapai hingga 50 ribu unit kendaraan listrik per tahun.

Lebih dari sekadar angka produksi, kehadiran pabrik Vinfast ini juga diproyeksikan akan menyerap antara 1.000 hingga 3.000 tenaga kerja lokal, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya pemerintah dalam menekan angka pengangguran di Jawa Barat. VinFast sendiri menargetkan pabriknya mulai beroperasi pada kuartal IV tahun 2025 untuk memproduksi kendaraan listrik dengan konfigurasi setir kanan, yang secara spesifik disesuaikan dengan kebutuhan dan regulasi pasar Indonesia.

Moeldoko kembali menegaskan bahwa gangguan terhadap investasi di sektor otomotif, khususnya pada industri kendaraan listrik yang memiliki prospek cerah di masa depan, memiliki implikasi yang sangat luas bagi perkembangan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Sektor ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptakan lapangan kerja baru dalam skala besar, mendorong transfer teknologi dan inovasi, serta secara signifikan mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil yang semakin menipis. Oleh karena itu, segala bentuk tindakan yang secara sengaja maupun tidak sengaja menghambat perkembangan industri strategis ini harus ditindak dengan tegas dan tanpa kompromi.

"Intinya adalah karena investasi ini berkaitan langsung dengan nasib angkatan kerja Indonesia yang jumlahnya mencapai 2,5 juta orang per tahun," tegas mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut dengan nada penuh penekanan. "Jadi, siapa pun tidak boleh coba-coba mengganggu. Makanya saya katakan dengan jelas, kalau ada preman yang berani mengganggu, habisin saja! Karena tindakan premanisme ini akan mengancam masa depan begitu banyak orang yang sedang mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak." pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI