Kemenangan Albanese dianggap sebagai sinyal stabilitas kebijakan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, mayoritas bursa saham utama di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan China terpantau tutup karena hari libur.
IHSG Bergerak Positif di Tengah Perlambatan Ekonomi Domestik
Di tengah pelemahan yang terjadi di Wall Street dan sebagian besar pasar Asia yang libur, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru menunjukkan tren positif. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup menguat sebesar 0,24%, dengan catatan arus modal asing masuk (net buy) sebesar kurang lebih Rp87 miliar. Saham-saham perbankan besar seperti BBCA dan BMRI menjadi incaran investor asing, selain ANTM, BBNI, dan BRIS.
Secara teknikal, analis memperkirakan IHSG masih berpotensi mengalami koreksi terbatas pada perdagangan hari ini, dengan level support di kisaran 6760-6800 dan resistance di rentang 6850-6900.
Fenomena menariknya, penguatan IHSG terjadi di tengah data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat menjadi 4,87% pada kuartal I-2025, angka terendah sejak kuartal III-2021. Optimisme investor di pasar modal Indonesia tampaknya didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sentimen ini dipicu oleh ekspektasi bahwa tekanan inflasi global mulai mereda, yang berpotensi membuat The Fed mengambil kebijakan moneter yang lebih akomodatif pada paruh kedua tahun ini.
Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik masih lemah dan investasi swasta tertahan oleh suku bunga yang tinggi serta ketidakpastian global, pelaku pasar di Indonesia mulai mengantisipasi adanya pemulihan ekonomi pada semester kedua tahun ini. Hal ini tercermin dari aliran dana asing yang masih masuk ke pasar saham, menunjukkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan.
Secara keseluruhan, kondisi pasar global saat ini diwarnai oleh ketidakpastian yang bersumber dari kebijakan perdagangan AS dan antisipasi terhadap langkah The Fed. Sementara itu, pasar Indonesia menunjukkan resiliensi dengan penguatan IHSG, didukung oleh sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah dan harapan pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini. Perbedaan dinamika ini menyoroti kompleksitas sentimen investor di berbagai belahan dunia dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini.
Baca Juga: Ikuti Rupiah, IHSG Juga Berakhir 'Strong' pada Perdagangan Hari Ini