Suara.com - Tekanan kembali menghantam bursa saham Wall Street pada perdagangan Selasa (6/5/2025) (Rabu pagi, waktu WIB), melanjutkan tren pelemahan yang mencerminkan kekhawatiran mendalam di kalangan investor terkait prospek kesepakatan dagang internasional.
Ketidakjelasan arah kebijakan perdagangan, terutama setelah pernyataan terbaru dari mantan Presiden AS Donald Trump, menjadi sentimen negatif yang membebani kinerja indeks-indeks utama.
Indeks Dow Jones Industrial Average mencatatkan penurunan signifikan sebesar 0,95%, diikuti oleh S&P 500 yang terkoreksi 0,77%, dan Nasdaq Composite yang melemah sebesar 0,87%. Penurunan ini meluas ke berbagai sektor, termasuk saham-saham unggulan seperti Tesla yang turun 1,8% dan raksasa keuangan Goldman Sachs yang juga mengalami penurunan serupa.
Bahkan, saham-saham teknologi dengan kapitalisasi pasar besar seperti Nvidia dan Meta Platforms turut terseret arus pelemahan.
Sorotan pasar tertuju pada pertemuan antara mantan Presiden Trump dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney pada Selasa sore waktu setempat. Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak Carney menduduki kursi perdana menteri awal tahun ini.
Namun, alih-alih memberikan sinyal positif mengenai kemajuan negosiasi dagang, Trump justru melontarkan pernyataan yang ambigu. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat "tidak harus menandatangani kesepakatan," sebuah retorika yang bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent sebelumnya.
Sebelumnya, pada Senin (5/5), Bessent menyatakan optimismenya bahwa AS sudah sangat dekat untuk mencapai beberapa kesepakatan dagang.
Pernyataan ini sejalan dengan ucapan Trump sehari sebelumnya yang mengindikasikan bahwa kesepakatan berpotensi tercapai dalam waktu dekat. Bahkan, Bessent dalam rapat dengan komite anggaran DPR AS mengungkapkan keyakinannya bahwa "sekitar 97-98% defisit perdagangan kita hanya dengan 15 negara. Saya akan terkejut jika kita tidak menyelesaikan 80-90% dari kesepakatan itu akhir tahun ini, bahkan mungkin lebih cepat." Kontradiksi antara pernyataan Trump dan Bessent ini justru semakin memperdalam ketidakpastian di kalangan pelaku pasar mengenai arah kebijakan perdagangan AS.
Bursa Asia Bervariasi di Tengah Libur dan Sentimen Regional
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, IHSG Tetap Perkasa? Ini Kata Analis
Pergerakan pasar saham di kawasan Asia menunjukkan variasi pada perdagangan Selasa (6/5). Sebagian bursa masih melanjutkan libur pasca Hari Buruh, sementara beberapa lainnya mencatatkan pergerakan yang beragam. Indeks Hang Seng Hong Kong berhasil menguat sebesar 0,70%, dan indeks Taiex Taiwan mengalami penurunan tipis sebesar 0,05%. Di Australia, indeks ASX 200 juga terkoreksi tipis sebesar 0,08%. Sementara itu, indeks FTSE Straits Times Singapura naik tipis 0,04% dan FTSE Malaysia turun 0,39%.