Bursa Saham AS Tertekan Gegara Ulah Trump, IHSG Dibayangi Aksi Jual Asing

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 07 Mei 2025 | 08:35 WIB
Bursa Saham AS Tertekan Gegara Ulah Trump, IHSG Dibayangi Aksi Jual Asing
Sebagai ilustrasi [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di tengah dinamika pasar Asia, tersiar kabar bahwa India telah mengusulkan penghapusan tarif (tarif nol) untuk produk baja, komponen otomotif, dan farmasi secara timbal balik dengan batasan volume impor tertentu. Di sisi lain, Malaysia pada Senin (5/5) mengumumkan bahwa Washington telah menyetujui pembicaraan lebih lanjut terkait potensi penurunan tarif perdagangan antara kedua negara.

Pasar saham China kembali aktif diperdagangkan setelah libur panjang Hari Buruh, di tengah harapan adanya penyelesaian sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat setelah kedua negara saling memberlakukan tarif balasan. Namun, data ekonomi terbaru dari China menunjukkan adanya perlambatan pada sektor jasa, di mana indeks manajer pembelian (PMI) jasa Caixin China turun menjadi 50,7 pada bulan April, lebih rendah dibandingkan angka 51,9 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, bursa saham Jepang dan Korea Selatan masih tutup karena hari libur umum.

IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan Meski Dibayangi Aksi Jual Asing

Di tengah gejolak yang melanda Wall Street dan variasi pergerakan di bursa Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru menunjukkan tren yang menarik. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan sebesar 0,97%.

Namun, kenaikan ini kembali diiringi oleh aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing yang mencapai sekitar Rp141 miliar. Saham-saham dengan nilai penjualan bersih asing terbesar meliputi ASII, CUAN, BBNI, BMRI, dan MBMA.

Meskipun demikian, secara teknikal, IHSG hari ini masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan menuju level psikologis 7000, terutama jika berhasil menembus level resistance di 6900. Para analis BNI Sekuritas memperkirakan level support IHSG berada di kisaran 6800-6870, sementara level resistance yang perlu diperhatikan adalah 6900 hingga 7000.

Pergerakan IHSG yang cenderung positif di tengah sentimen global yang kurang kondusif menunjukkan adanya kekuatan dan ketahanan pasar domestik. Namun, aliran dana asing yang keluar tetap menjadi perhatian dan perlu diwaspadai oleh para pelaku pasar.

Ketidakpastian global, terutama yang bersumber dari isu perdagangan internasional, berpotensi memberikan tekanan pada pasar-pasar berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, para investor diharapkan tetap berhati-hati dan mencermati perkembangan sentimen global serta fundamental ekonomi domestik.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, IHSG Tetap Perkasa? Ini Kata Analis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI