Cuan Jualan Emas, BSI Kebanjiran Masuk Dana Asing Rp147,2 Miliar

Rabu, 07 Mei 2025 | 10:40 WIB
Cuan Jualan Emas, BSI Kebanjiran Masuk Dana Asing Rp147,2 Miliar
Cuan jualan emas, BSI kebanjiran masuk dana asing Rp147,2 miliar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan ticker code BRIS naik 28,21% secara month to month ke level Rp3.000,- pada penutupan perdagangan Selasa (6/5). Kenaikan harga saham BRIS tersebut ditopang oleh inflow dari investor asing, sejalan kinerja positif perseroan sepanjang Triwulan I 2025.

Pada hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 56,93 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai saham movers dalam indeks LQ45, sedangkan IHSG ditutup pada posisi 5,48% secara month to month.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menjelaskan bahwa kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp147,2 miliar sepanjang 2025.

"Ekspektasi kinerja positif perseroan didorong transformasi digital dan peningkatan market share seiring dengan kinerja fundamental BSI yang solid. Pada Maret 2025, BSI berhasil menjaga momentum pertumbuhan bisnis," kata Wisnu dalam siaran pers yang diterima, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Transformasi layanan digital mendorong peningkatan berbasis fee (fee based income/FBI) dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan laba bersih perseroan menjadi Rp1,88 triliun, tumbuh 10% secara year on year (YoY). Peningkatan kinerja juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis emas menyusul ditetapkannya BSI sebagai bank emas pertama oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025 lalu.

Pertumbuhan BSI Emas melalui BYOND by BSI naik signifikan di mana hal tersebut didorong tren pembelian emas oleh nasabah dan kesiapan produk emas BSI. Secara pertumbuhan nasabah juga terjadi peningkatan signifikan di sekitar 28% menjadi sekitar 119 ribu nasabah per Maret 2025 dan saldo emas BSI pada posisi 621 kg.

Dari sisi pertumbuhan, per posisi Maret 2025 bisnis emas di BSI melesat 81,99% YoY ke level Rp14,33 triliun. Cicil Emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp7,37 triliun, tumbuh 168,64% YoY. Gadai Emas mencapai Rp6,96 triliun tumbuh 35,65% YoY. Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81%. Pendapatan fee based lainnya dari bisnis e-chanel dan treasury juga meningkat.

Wisnu menambahkan bahwa bisnis emas menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan bisnis BSI saat ini. Emas menjadi penting karena merupakan bagian dari pertumbuhan anorganik dan menjadi krusial disaat kondisi ekonomi yang cukup menantang saat ini.

"Ke depannya bisnis emas akan menjadi new growth engine di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan. Sementara dari sisi funding, BSI akan memfokuskan dana murah dari produk haji", ujar Wisnu.

Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 16 Mei 2025 mendatang. Salah satu agenda yang bakal dinantikan oleh investor tentunya adalah pembagian dividen dari bank syariah terbesar di tanah air ini.

Baca Juga: Borong Emas Dahulu, Titip Emas Kemudian di Pegadaian, Gratis!

Bukan tanpa alasan, BSI telah mencetak laba bersih pada tahun 2024 senilai Rp 7,01 triliun atau naik hingga 22,83% secara tahunan (YoY). Di sisi lain, bank-bank pelat merah yang telah mengumumkan dividen beberapa waktu lalu juga memiliki rasio dividen yang tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI