Kenaikan ini terjadi setelah Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen.
Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar, meskipun Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa kebijakan tarif tinggi yang diumumkan pemerintah AS berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi dalam jangka panjang.
Pasar kini juga menanti hasil pertemuan antara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan mitranya dari China yang akan berlangsung di Swiss. Pertemuan ini dinilai penting untuk memulihkan stabilitas perdagangan global, terutama setelah tensi tinggi antara dua ekonomi terbesar dunia beberapa bulan terakhir.
Di pasar domestik, penurunan IHSG pada Kamis (8/5) ditopang oleh aksi jual investor asing yang cukup agresif. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BMRI, BBRI, BBNI, TLKM, dan ASII, sebagian besar berasal dari sektor perbankan dan telekomunikasi. Meski demikian, peluang pemulihan teknikal masih terbuka.
"Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam menyusun strategi, namun peluang teknikal rebound dapat dimanfaatkan untuk mengambil posisi secara selektif, terutama pada saham-saham dengan katalis kuat dan volume perdagangan yang sehat," kata Fanny.