Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya mulai cemas dengan balasan pihak China dalam perang dangan yang ditimbulkan. Pasalnya, Trump mulai perlahan menurunkan tarif resiprokal kepada negeri tirai bambu itu.
Seperti dinukil dari The Guardian, Minggu, 11 Mei 2025, penurunan tarif ini diumumkan Trump lewat media sosialnya. Dalam unggahannya, menurunkan tarif ke China dari 145 persen menjadi 80 persen.
"Tarif 80 persen untuk China tampaknya tepat! Terserah Scott Bessent (Menteri Keuangan AS)," tulis Trump di akun media sosialnya.
Untuk diketahui, Pejabat tinggi AS diperkirakan akan bertemu dengan delegasi China pada akhir pekan ini di Swiss. Pertemuan ini merupakan yang pertama kali setelah perang dagang tercetus yang dimulai dari provokasi tarif oleh Trump.
Dua perwakilan perdagangan senior Amerika Serikat, Bessent dan Jamieson Greer, akan bertemu dengan mitra mereka dari China dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di Jenewa akhir pekan ini. Pertemuan ini merupakan dialog paling senior yang diketahui antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar AS atas dampak tarif terhadap harga dan pasokan barang-barang konsumen.
Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China telah memasuki babak baru sejak Presiden Trump memberlakukan tarif yang ia sebut sebagai hari pembebasan pada 2 April lalu. Langkah tersebut segera dibalas oleh Tiongkok dengan menerapkan tarifnya sendiri, sebuah tindakan yang dianggap Trump sebagai bentuk kurangnya rasa hormat.
Sejak saat itu, tarif antar kedua negara terus meningkat secara signifikan, dengan tarif AS terhadap barang-barang China kini mencapai 145 persen, sementara Tiongkok menerapkan tarif sebesar 125 persen terhadap produk dari AS.
Dampak dari ketegangan ini mulai terlihat pada data perdagangan. Meskipun total ekspor China melampaui ekspektasi pada bulan April, perdagangan dengan AS justru mengalami penurunan tajam. Data resmi menunjukkan bahwa ekspor China ke AS, salah satu mitra dagang utamanya, turun sebesar 17,6 persen pada bulan tersebut.

Namun secara keseluruhan, ekspor China naik 8,1 persen secara tahunan, mengungguli perkiraan para analis yang hanya memperkirakan pertumbuhan 2 persen.
Baca Juga: Demi Trump, Indonesia Rela Stop Impor BBM dari Singapura
Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, mencatat bahwa dampak penuh dari tarif AS belum sepenuhnya tercermin dalam data perdagangan bulan April.