Mau Dilamar Grab, GOTO Pilih 'Gembok' Saham untuk Karyawan: Sinyal Kuat?

Selasa, 13 Mei 2025 | 14:30 WIB
Mau Dilamar Grab, GOTO Pilih 'Gembok' Saham untuk Karyawan: Sinyal Kuat?
Raksasa teknologi Tanah Air GoTo kembali menggelontorkan dana jumbo, mencapai USD200 juta atau setara dengan Rp3,3 triliun, bukan untuk ekspansi agresif, melainkan untuk memperkuat loyalitas dari dalam: program kepemilikan saham karyawan dan manajemen.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah pusaran isu akuisisi oleh sang rival abadi, Grab, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) justru mengambil langkah defensif yang menarik.

Raksasa teknologi Tanah Air ini kembali menggelontorkan dana jumbo, mencapai USD200 juta atau setara dengan Rp3,3 triliun, bukan untuk ekspansi agresif, melainkan untuk memperkuat loyalitas dari dalam: program kepemilikan saham karyawan dan manajemen.

Aksi korporasi yang terbilang berani di tengah ketidakpastian ini dilakukan dengan mekanisme pembelian kembali saham (buyback) yang telah diterbitkan. Manajemen GOTO dalam keterbukaan informasinya pada Sabtu (10/5/2025) menuliskan, "Tujuan dari buyback untuk memberikan Perseroan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan modal, termasuk mengoptimalkan struktur modal dan mendukung inisiatif potensial di masa depan seperti, antara lain, program kepemilikan saham karyawan dan manajemen."

Langkah ini seolah menjadi tameng internal di tengah rumor santer bahwa Grab tengah mengincar salah satu lini bisnis andalan GOTO, Gojek. Keputusan untuk mengikat hati para karyawannya dengan kepemilikan saham bisa jadi merupakan strategi untuk mencegah eksodus talenta jika skenario akuisisi benar-benar terjadi.

GOTO memastikan bahwa jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saat ini, perseroan telah menyimpan 27.796.417.803 saham treasuri atau setara dengan 2,33 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, hasil dari buyback yang disetujui pada RUPS 11 Juni 2024.

Namun, menjelang kadaluarsa izin buyback 2024 pada 11 Juni 2025, GOTO baru merealisasikan USD112,39 juta atau setara Rp1,795 triliun dari anggaran yang disiapkan. Alhasil, GOTO kembali membutuhkan restu dari para pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 18 Juni 2025.

Selain meminta izin untuk buyback jilid kedua, GOTO juga akan meminta lampu hijau dari pemegang saham untuk melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris Perseroan. Langkah ini jelas menunjukkan komitmen GOTO untuk merangkul seluruh elemen internal dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Jika buyback ini kembali mendapat restu dari para pemodal, Ciptadana Sekuritas Asia akan kembali ditunjuk untuk membantu GOTO melakukan aksi korporasi ini dengan harga wajar dalam rentang waktu 1 tahun mendatang.

Sekretaris Perusahaan GOTO R.A Koesoemohadian mengatakan biaya untuk melaksanakan buyback akan berasal dari kas internal Perseroan. Sumber dana yang digunakan berasal dana hasil penawaran umum dan bukan merupakan dana yang berasal dari pinjaman dan/atau utang dalam bentuk apapun.

Baca Juga: Saham Nissan Justru Terbang Tinggi Meski Ingin PHK 10.000 Orang

Koesoemohadiani menjelaskan tujuan dari pembelian kembali saham adalah untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan modal, termasuk mengoptimalkan struktur modal dan mendukung inisiatif potensial di masa depan seperti, antara lain, program kepemilikan saham karyawan dan manajemen, tergantung pada keputusan manajemen di masa depan dan tunduk pada persetujuan pemegang saham. Pembelian saham kembali juga dapat mendukung nilai pemegang saham dengan memungkinkan penggunaan modal berlebih yang lebih efisien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI