Kebanjiran Stok, Negara Tetangga Siap-siap Icip Beras dari Indonesia

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 18:21 WIB
Kebanjiran Stok, Negara Tetangga Siap-siap Icip Beras dari Indonesia
Stok beras di Gudang Bulog Lampung. [ANTARA]

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut rencana ekspor beras ke negara tetangga, Malaysia tetap terbuka. Meskipun, saat ini belum ada keputusan dari pemerintah soal eskpor beras tersebut.

Zulhas mengakui, memang Indonesia kekinian tengah kebanjiran stok beras. Akan tetapi, bilang dia, melimpahnya beras ini harusnya dirasakan terlebih dahulu oleh masyarakat.

"Kita tunggu-tunggu dulu, kan kita baru punya (stok beras) yang banyak, senang kita, liat-liat dulu lah," ujar Zulhas, di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Zulhas menuturkan, kekinian Presiden Prabowo Subianto memang mengarahkan agar bisa membantu negara tetangga jika memang memerlukan. Dengan begitu, sebenarnya sah-sah saja, jika RI melakukan ekspor beras ke Malaysia.

"Tapi kalau ada tetangga yang kurang, ya kita bantu, kata Pak Presiden begitu. Kalau tetangga kurang, kita bantu," imbuh dia.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas). [Suara.com/Lilis Varwati]
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas). [Suara.com/Lilis Varwati]

Akan tetapi, Zulhas menegaskan, stok beras melimpah ini harus dinikmati dulu oleh masyarakat luas.

"Tapi kita kan lagi senang ini, berasnya lagi banyak. 3,7 (juta ton)," kata dia.

Rencana Ekspor Beras

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan pembicaraan langsung dengan pihak Malaysia guna mengeksekusi rencana ekspor tersebut.

Baca Juga: Stok CBP Capai 3,7 Juta Ton, Wamentan Tegaskan Kualitas Beras Tetap Terjaga

"Pak Menteri (Pertanian, Andi Amran Sulaiman) juga sudah ketemu dengan Menteri Pertahanan Malaysia. Intinya, kita punya standar begini harga segini, oke, oke, jalan," imbuh dia.

Sudaryono menegaskan bahwa ekspor ini bukan sekadar untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas regional. Ia menyatakan, Indonesia siap membantu negara-negara tetangga yang secara struktural memang bergantung pada impor beras.

"Enggak ada masalah. Karena kan memang ada negara-negara yang memang dari tahun ke tahun memang tidak bisa tidak impor. Nah itu kita layani," kata Sudaryono.

Namun demikian, Sudaryono mengakui bahwa sampai saat ini belum ada kesepakatan kontrak resmi antara Indonesia dan Malaysia terkait ekspor tersebut. Menurutnya, langkah lebih lanjut masih menunggu instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

"Ini lagi-lagi kita atur. Intinya mana kala presiden sudah kasih perintah, mana kala diperlukan, maka kita siap," ungkap Sudaryono.

Dalam pertemuan awal dengan pihak Malaysia, disepakati bahwa ekspor akan dilakukan secara bulanan. Jumlah yang dibicarakan mencapai sekitar 2.000 ton per bulan, seiring dengan kebutuhan Malaysia yang juga mengimpor dari beberapa negara lain.

"Kemarin sih yang dibahas mungkin sekitar 2 ribu ton gitu lah per bulan. Karena kan Malaysia juga ngambil dari banyak tempat," lanjut Sudaryono.

Namun, Sudaryono menekankan bahwa kesepakatan ini masih perlu ditindaklanjuti lebih lanjut hingga ke level teknis, termasuk dalam hal logistik, regulasi, dan perizinan antarnegara.

Meski bersiap untuk ekspor, pemerintah memastikan bahwa ketahanan pangan dalam negeri tetap menjadi prioritas utama. Dengan cadangan sebesar 3,7 juta ton, pemerintah merasa cukup aman untuk membuka opsi ekspor, tanpa mengganggu pasokan domestik.

Langkah ekspor ini juga diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan stok beras nasional yang berlebih akibat panen raya, serta mendorong peningkatan harga di tingkat petani dengan membuka pasar baru di luar negeri.

Stok Beras

Dalam pelaksanaan penugasan pemerintah upaya mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Perum Bulog berhasil menyerap lebih dari 2 juta ton setara beras dari hasil petani dalam negeri hingga awal Mei 2025. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani nasional sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional.

Dengan tambahan serapan ini, stok Cadangan Beras P emerintah (CBP) yang dikuasai Bulog kini telah melampaui 3,6 juta ton. Jumlah stok ini merupakan pencapaian tertinggi dalam 57 tahun berdirinya Bulog. Stok tersebut siap digunakan untuk mendukung berbagai program pemerintah sesuai penugasan.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa Bulog akan terus melanjutkan penyerapan hasil panen petani secara optimal guna memastikan harga gabah tetap menguntungkan petani, sekaligus menjaga ketersediaan beras yang cukup bagi masyarakat.

“Sesuai dengan penugasan pemerintah, kami membeli gabah kering panen dari petani dengan harga Rp 6.500,-/kg. Melalui Tim Jemput Gabah Perum Bulog, bekerjasama dengan penyuluh pertanian dan Babinsa di lapangan, kami pastikan Bulog terus melakukan penyerapan sampai seluruh gudang penuh.” tambah Prihasto.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI