Meskipun demikian, kenaikan Wall Street terjadi di tengah rilis data sentimen konsumen dari University of Michigan yang menunjukkan pelemahan. Indeks sentimen konsumen berada di posisi terendah kedua dalam sejarah. Selain itu, konsumen juga memproyeksikan kenaikan inflasi menjadi 7,3% dalam setahun ke depan, meningkat dari 6,5% pada bulan sebelumnya. Data ini memberikan sinyal bahwa meskipun pasar saham menguat, kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan inflasi di AS masih membayangi.
Investor kini juga menanti kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan perdagangan AS. Presiden Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa pemerintahannya akan mengirimkan surat kepada sejumlah negara dalam dua hingga tiga pekan ke depan untuk menetapkan tarif baru, menggantikan proses negosiasi dagang yang dianggap terlalu lambat. Perkembangan kebijakan perdagangan AS ini akan terus menjadi perhatian pasar global.
Bursa Asia Bervariasi Ditengah Data Ekonomi Jepang yang Kontraksi:
Sementara itu, pergerakan bursa saham Asia-Pasifik pada Jumat (17/5/2025) menunjukkan variasi. Investor di kawasan mencermati data terbaru produk domestik bruto (PDB) Jepang yang kurang menggembirakan serta menanti sejumlah rilis data ekonomi penting lainnya dari kawasan.
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup stagnan 0,0%, sementara indeks Topix naik tipis 0,05%. Pergerakan ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa ekonomi Jepang mengalami kontraksi sebesar 0,2% quarter-on-quarter (QoQ) pada periode Januari-Maret. Angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kontraksi sebesar 0,1%. Data ini muncul di tengah berlangsungnya negosiasi perdagangan antara Jepang dan AS.
Di sisi lain, beberapa bursa Asia lainnya mencatatkan kenaikan. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,56%, Kospi Korea Selatan menguat 0,21%, dan Taiex Taiwan naik 0,52%. Namun, indeks Kosdaq Korea Selatan justru melemah 1,11%, Hang Seng Hong Kong turun 0,46%, dan CSI 300 China juga terkoreksi 0,46%. Selain itu, Hong Kong dan Malaysia dijadwalkan untuk melaporkan data PDB mereka di kemudian hari, yang akan menjadi fokus perhatian investor regional.
Variasi kinerja bursa Asia menunjukkan bahwa sentimen investor di kawasan dipengaruhi oleh kombinasi faktor, termasuk data ekonomi spesifik negara dan perkembangan sentimen global. Kontraksi ekonomi Jepang menjadi perhatian tersendiri, sementara pasar juga menantikan data ekonomi penting lainnya untuk mengukur momentum pertumbuhan di kawasan Asia-Pasifik.
Secara keseluruhan, sentimen positif dari Wall Street dan harapan akan pemulihan ekonomi global memberikan dorongan bagi IHSG. Namun, investor juga perlu tetap waspada terhadap potensi volatilitas pasar dan mencermati perkembangan data ekonomi regional serta kebijakan perdagangan global yang dapat mempengaruhi arah pergerakan pasar saham dalam beberapa waktu ke depan. Rekomendasi saham dari analis dapat menjadi panduan bagi investor dalam mengambil keputusan perdagangan hari ini.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Lanjutkan Reli Penguatan Hingga ke Level 7.100, Cek Saham-saham Cuan